Page 34 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 34

Resonansi Landreform Lokal ...  21

              hantui, karena landreform yang dipraktekkan di desa ini dimak-
              nai sebagai kebijakan Soemotirto yang komunis. Padahal pada
              akhir tahun 1965 hingga 1966 di Indonesia, termasuk Desa Ngan-
              dagan, berlangsung operasi pembersihan terhadap penganut
              dan simpatisan komunis oleh masyarakat umum. Hal ini men-
              ciptakan suasana mencekam di Desa Ngandagan, sehingga tidak
              memberi peluang bagi munculnya Panitia Landreform.
                  Hal yang hampir serupa juga terjadi di Desa Karanganyar,
              di mana Panitia Landreform belum sempat dinikmati keman-
              faatannya oleh masyarakat Desa Karanganyar, karena secara
              hukum panitia ini baru dibentuk pada tahun 1964. Padahal pada
              tahun 1947–1964 masyarakat Desa Karanganyar telah memprak-
              tekkan landreform lokal. Ketika Panitia Landreform dibentuk
              secara nasional pada tahun 1964, maka pada tahun 1965 Desa
              Karanganyar mengalami tragedi sosial, ketika terjadi gerakan
              anti komunis yang memakan banyak korban jiwa. Hal ini
              menciptakan suasana mencekam di Desa Karanganyar, sehingga
              tidak memberi peluang bagi munculnya Panitia Landreform.
              Walaupun pada kenyataannya masyarakat dan Pemerintah Desa
              Karanganyar tetap mempraktekka landreform lokal.
                  Sementara itu, untuk menyelesaikan perkara yang timbul
              akibat pelaksanaan landreform secara nasional, maka berdasar-
              kan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1964 dibentuklah Penga-
              dilan Landreform. Tetapi cita-cita mulia ini diruntuhkan demi
              keseragaman, dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun
              1970 yang antara lain menghapus Pengadilan Landreform. Ber-
              dasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1970, apabila terjadi
              sengketa yang berkaitan dengan landreform, maka harus disele-
              saikan melalui: Pertama, peradilan umum, apabila sengketa
              tersebut bersifat perdata atau pidana. Kedua, aparat pelaksana
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39