Page 36 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 36

Resonansi Landreform Lokal ...  23

              Desa Karanganyar mengalami internalisasi sosial sehingga
              dipandang sebagai tradisi atau adat Desa Karanganyar. Dengan
              demikian, sebagaimana keadaan di Desa Ngandagan, manfaat
              Pengadilan Landreform juga tidak pernah dirasakan oleh masya-
              rakat Desa Karanganyar.
                  Sementara itu, untuk memperlancar urusan keuangan bagi
              pelaksanaan landreform seacara nasional, berdasarkan Pasal 16
              Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 dibentuklah
              Yayasan Dana Landreform. Tetapi yayasan ini pada tahun 1984
              diambil alih oleh Departemen Keuangan, yang berarti Yayasan
              Dana Landreform sejak tahun 1984 telah ditiadakan. Pada saat
              yayasan ini masih ada (1961 – 1984), dana bagi yayasan ini diper-
              oleh dari: Pertama, pemerintah, yang dalam hal ini pemerintah
              pusat. Kedua, pungutan sebesar 10 % dari harga tanah yang
              harus dibayar oleh petani penerima hak milik atas tanah redis-
              tribusi, yang merupakan biaya admimistrasi. Ketiga, hasil sewa
              dan penjualan tanah dalam rangka pelaksanaan landreform.
              Keempat, lain-lain sumber yang sah yang menjadi wewenang
              Direktorat Agraria.
                  Sejak Yayasan Dana Landreform berdiri (tahun 1961) hingga
              ditiadakan (tahun 1984), masyarakat Desa Ngandagan belum
              merasakan interaksi langsung dengan yayasan tersebut. Pen-
              danaan landreform yang diluncurkan oleh Soemotirto pada tahun
              1947 dilakukan berdasarkan kemampuan masyarakat dan Peme-
              rintah Desa Ngandagan pada saat itu. Beberapa anggota masya-
              rakat Desa Ngandagan memberi kesaksian, bahwa landreform
              dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat Desa Ngandagan
              secara swadaya. Selanjutnya, ketika sampai saat ini landreform
              ala Soemotirto atau ala Desa Ngandagan masih eksis, maka
              pembiayaannya dilakukan berdasarkan kemampuan Pemerintah
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41