Page 65 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 65
52 Aristiono Nugroho, dkk.
masyarakat Desa Karanganyar pada umumnya. Namun demi-
kian sosialisasi gagasan landreform lokal tidak cukup hanya satu
kali dilakukan, melainkan dilakukan berkali-kali agar masyarakat
sungguh-sungguh memahami gagasan tersebut. Tindakan ini
masih dilengkapi dengan pertemuan informal orang per orang,
antara R. Sosro Wardjojo dengan para kulian, untuk lebih men-
jamin adanya dukungan dan partisipasi para kulian. Pertemuan
informal ini sekaligus juga merupakan upaya untuk mempo-
sisikan kulian sebagai subyek, dan bukan hanya sekedar sebagai
obyek dalam penerapan landreform lokal.
Posisi kulian sebagai subyek, merupakan bentuk penghor-
matan terhadap kulian, sehingga mereka bersedia mendukung
penerapan landreform lokal di Desa Karanganyar. Dengan cara
persuasi semacam inilah, Pemerintah Desa Karanganyar menjadi
fasilitator bagi pelaksanaan redistribusi hak garap atas tanah
buruhan yang berupa sawah kepada buruh kulian. Dengan kata
lain penerapan landreform lokal oleh Pemerintah Desa Karang-
anyar merupakan upaya menggalang partisipasi buruh kulian
dalam memajukan Desa Karanganyar. Tindakan ini sekaligus
juga menjadikan 76 kepala keluarga buruh kulian siap menja-
lankan tugas kerja bakti dan ronda malam. Inilah bentuk parti-
sipasi kulian dan buruh kulian dalam mengambil bagian, turut
serta, atau berperan serta dalam penerapan landreform lokal.
C. Kesejahteraan Keluarga
Jumlah kepala keluarga Desa Karanganyar pada tahun 2010
sebanyak 179 kepala keluarga, yang terdiri dari 170 kepala kelu-
arga laki-laki dan 9 kepala keluarga perempuan. Sementara itu,
pada tahun 2009 jumlah kepala keluarga Desa Karanganyar se-
banyak 198 kepala keluarga, yang terdiri dari 184 kepala keluarga