Page 64 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 64
Resonansi Landreform Lokal ... 51
masyarakat rendah, maka dapatlah dikatakan bahwa peran
Pemerintah Desa Karanganyar dalam pemerintahan umum tidak
berjalan baik. Sebagai suatu proses, maka partisipasi memer-
lukan pendekatan pendahuluan, misal pengenalan program,
sosialisasi, atau diseminasi informasi. Sebagai contoh, masya-
rakat tidak akan berpartisipasi dalam landreform lokal di Desa
Karanganyar, bila Pemerintah Desa Karanganyar gagal dalam
pelaksanaan pengenalan program, sosialisasi, atau diseminasi
informasi. Selain itu, partisipasi masyarakat barulah akan terca-
pai bila esensi hidup bermasyarakat dapat dipenuhi, misal rasa
keadilan, pencapaian kesejahteraan, dan terwujudnya harmoni
sosial.
Untuk menggalang partisipasi masyarakat, terutama dalam
penerapan landreform lokal, maka Kepala Desa Karanganyar
pada tahun 1947 berupaya memperkenalkan terlebih dahulu
konsepsi landreform lokal yang akan diterapkan kepada masya-
rakat, terutama kepada para kulian. Berbekal karakter pribadi
yang simpatik, R. Sosro Wardjojo (Kepala Desa Karanganyar,
tahun 1945 – 1977) berhasil mendapat kepercayaan dari para
kulian, untuk melaksanakan landreform lokal. Kepercayaan para
kulian ini kemudian diformalkan dalam suatu pertemuan antara
R. Sosro Wardjojo dengan para kulian. Saat pertemuan tersebut
R. Sosro Wardjojo menjelaskan gagasan landreform lokal yang
dapat mengatasi kesenjangan penguasaan tanah sawah antara
kulian dan buruh kulian. Penjelasan ini menjadi sesuatu yang
penting, terutama untuk menggugah sifat dasar manusia yang
menginginkan keadilan, kesejahteraan, dan harmoni sosial.
Sosialisasi gagasan landreform lokal merupakan hal yang
perlu dilakukan oleh R. Sosro Wardjojo pada awal kegiatan,
agar mendapat dukungan dari para kulian, buruh kulian, dan