Page 229 - Konstitusionalisme Agraria
P. 229

1.   Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
                 pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
                 menguji undang-undang terhadap Undang Undang Dasar,
                 memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
                 kewenangannya diberikan oleh Undang Undang Dasar,
                 memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
                 tentang hasil pemilihan umum.
            2.   Mahkamah Konstitusi wajib memberi putusan atas pendapat
                 Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran Presiden
                 dan/atau Wakil Presiden menurut Undang Undang Dasar.

                 Selain kewenangan yang secara limitatif ditentukan di dalam
            UUD 1945, Mahkamah Konstitusi pernah memiliki kewenangan
            untuk menyelesaikan sengketa pemilihan kepala daerah yang
            legalitasnya dimulai sejak Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara
            No. 72-73/PUU-II/2004 yang menempatkan pemilihan kepala
            daerah ke dalam rezim pemilu sehingga penyelesaian sengketa
            hasilnya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. Namun kemudian
            berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Perkara No. 97/PUU-
            XI/2013, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan pemilihan kepala
            daerah dari rezim pemilu dan mengembalikannya kepada rezim
            pemerintahan daerah.


            Jenis dan sifat Putusan Mahkamah Konstitusi

            Putusan dalam peradilan merupakan perbuatan hakim sebagai
            pejabat negara berwenang yang diucapkan dalam sidang terbuka
            untuk umum dan dibuat secara tertulis untuk mengakhiri sengketa
            yang dihadapkan kepadanya (Stein dalam Siahaan, 2006:235).
            Dengan kata lain, putusan hakim adalah suatu pernyataan yang
            oleh hakim, sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu,
            diucapkan di dalam persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri
            atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para
            pihak (Mertokusumo, 2010:176). Demikian pula dengan putusan
            Mahkamah Konstitusi yang dibuat oleh majelis hakim konstitusi
            dalam memutus perkara konstitusional yang dihadapkan kepadanya.

               198     Konstitusionalisme Agraria
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234