Page 303 - Konstitusionalisme Agraria
P. 303

Rakyat Republik Indonesia, tanpa melibatkan masyarakat.
            Bahkan, masyarakat dapat dikenai sanksi pidana karena dianggap
            melakukan tindakan merintangi atau menganggu pelaksanaan
            kegiatan usaha pertambangan yang telah memperoleh IUP dan/
            atau IUPK. Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan itu
            untuk sebagian pada tanggal 4 Juni 2012.
                 Pada intinya Mahkamah Konstitusi mempertimbangkan
            bahwa frasa memperhatikan pendapat masyarakat dalam Pasal 10
            huruf b UU Minerba bersifat konstitusional bersyarat (conditionally
            cosntitutional) sepanjang dimaknai bahwa frasa “memperhatikan”
            itu dimaknai, “wajib melindungi, menghormati, dan memenuhi
            kepentingan masyarakat yang wilayah maupun tanah miliknya akan
            dimasukkan ke dalam wilayah pertambangan dan masyarakat yang
            akan terkena dampak.”  Memperhatikan masyarakat itu menurut
                                  50
            Mahkamah Konstitusi berarti membutuhkan persetujuan dari
            masyarakat yang potensial kehilangan hak dan terkena dampak
            dari penetapan wilayah pertambangan. Namun, persetujuan
            itu tidak mesti dilakukan secara tertulis. Mahkamah Konstitusi
            lebih menekankan kepada terlaksananya kewajiban menyertakan
            pendapat masyarakat, bukan persetujuan tertulis dari setiap orang
            sebagaimana dimohonkan oleh para Pemohon. Bentuk keikutsertaan
            secara aktif dari masyarakat berupa keterlibatan langsung dalam
            pemberian pendapat dalam proses penetapan WP yang difasilitasi
            oleh negara c.q. Pemerintah, merupakan bentuk konkret dari
            pelaksanaan Pasal 28H ayat (1) dan ayat (4) UUD 1945, yang lebih
            bernilai daripada sekadar formalitas belaka yang dapat dibuktikan
            dengan pernyataan tertulis yang belum tentu dibuat oleh yang
            bersangkutan sendiri.
                 Selain itu, mekanisme lebih lanjut mengenai kewajiban
            menyertakan pendapat masyarakat tersebut dan siapa saja yang


                 50 Pasal 10 UU No. 4  Tahun 20009  tentang Minerba berbunyi: Penetapan  WP
            sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dilaksanakan: a. Secara transparan, partisipatif
            dan bertanggung jawab b. Secara terpadu dengan memperhatikan pendapat dari instansi
            pemerintah terkait, masyarakat dan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi
            dan sosial budaya, serta berwawasan lingkungan, dan c. Dengan memperhatikan aspirasi
            daerah

               272     Konstitusionalisme Agraria
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308