Page 301 - Konstitusionalisme Agraria
P. 301

Penjelasannya, juga sekaligus untuk mempertahankan kelestarian
            lingkungan hidup dan memberikan jaminan keberlangsungan hidup
            dan jaminan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya alam untuk
            generasi mendatang. Ketiga, WUP dengan alasan wilayah tersebut
            memang ditujukan untuk wilayah eksplorasi dan operasi produksi
            yang hanya dapat dilakukan oleh para pelaku usaha pertambangan
            dengan syarat-syarat tertentu serta daya dukung alat yang mutakhir
            yang memungkinkan untuk memproduksi hasil pertambangan
            secara optimal, karena industri pertambangan mineral dan batubara
            memang merupakan industri yang padat modal (high capital), padat
            teknologi (high technology), dan padat risiko (high risk).
                 Berdasarkan pertimbangan Mahkamah di atas perihal perlunya
            dilakukan pembatasan yang jelas dan tegas serta memberikan
            prioritas untuk menetapkan WPR terlebih dahulu, kemudian WPN,
            dan terakhir WUP, maka batas minimal 5.000 hektare ini dengan
            sendirinya juga berpotensi mereduksi atau bahkan menghilangkan
            hak-hak para pengusaha di bidang pertambangan yang akan
            melakukan eksplorasi dan operasi produksi di dalam WUP, karena
            belum tentu dalam suatu WP akan tersedia luas wilayah eksplorasi
            minimal 5.000 hektare jika sebelumnya telah ditetapkan WPR dan
            WPN. Sebaliknya, ketentuan minimal 5.000 hektare ini juga dapat
            dimaknai bahwa supaya WUP dapat ditetapkan, maka Pemerintah
            perlu terlebih dahulu menetapkan batas wilayah minimal 5.000
            hektare. Jika hal ini terjadi, maka berpotensi untuk menghilangkan
            atau setidak tidaknya mengurangi hak-hak rakyat dalam berusaha
            di bidang pertambangan kecil/menengah karena penetapan 5.000
            hektare ini juga berpotensi mereduksi WPR maupun WPN.
                 Kalaupun kriteria 5.000 hektare ini merupakan bagian
            dari kebijakan hukum yang terbuka (opened legal policy), tetapi
            ketidakjelasan mengenai aspek kecukupan lahan yang berpengaruh
            pada daya dukung dan daya tampung lingkungan yang tidak diatur
            dalam UU Minerba, justru semakin mengaburkan nilai penting dari
            luas minimal 5.000 hektare ini, karena bisa saja luas wilayah 3.000
            hektare sampai dengan 4.000 hektare sudah cukup untuk melakukan
            kegiatan eksplorasi dan operasi produksi. Terlebih lagi, dengan terlebih


               270     Konstitusionalisme Agraria
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306