Page 319 - Konstitusionalisme Agraria
P. 319

mempergunakannya tanpa asset dan akses yang lebih. Begitu pula
            kata “pelabuhan” yang tercantum dalam Pasal 10 huruf d UU No.
            2 Tahun 2012. Pelabuhan adalah untuk kepentingan umum yang
            dipergunakan untuk penyebrangan rakyat. Adapun pelabuhan untuk
            kepentingan peti kemas, pertambangan, perkebunan, dan resort serta
            perumahan mewah adalah kepentingan bisnis atau privat; (c) Tidak
            melibatkan masyarakat atau pihak yang berhak atas tanah dalam
            proses perencanaan, karena jelas sekali bahwa proses perencanaan
            pengadaan tanah untuk kepentingan umum pelibatannya hanya
            menunjuk instansi yang memerlukan tanah;  (d) Bahwa kata
            “konsultasi publik” dalam Pasal 21 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2012
            adalah sebuah proses musyawarah yang artinya tercapainya suatu
            kesepakatan adalah atas kehendak antara para pihak. Akan tetapi
            konsultasi publik tidak diatur untuk menuju kemufakatan karena
            keberatan dari hasil musyawarah akan dilaporkan ke gubernur oleh
            instansi yang memerlukan tanah bukan oleh pihak yang berhak
            dan atau mayarakat yang yang terkena dampak. Dengan kata
            lain ketentuan itu menghilangkan partisipasi masyarakat dalam
            menyampaikan keberatannya atas rencana pembangunan; (e)
            Jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari untuk mengajukan
            gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) setempat yang
            diatur dalam Pasal 23 ayat (1) UU 2/2012 adalah tidak rasional
            mengingat akses masyarakat terhadap Lembaga Pengadilan Tata
            Usaha Negara di setiap provinsi belum semua tersedia; (f) Bahwa
            Pasal 40 UU No. 2 Tahun 2012 tidak memasukkan unsur masyarakat
            yang terkena dampak sebagai subjek yang berhak menerima ganti
            kerugian. Padahal dalam faktanya banyak masyarakat yang terkena
            dampak yang tidak termasuk dalam ketentuan itu yang mengalami
            banyak kerugian akibat kegiatan maupun keberadaan objek-objek
            pembangunan dengan dalih kepentingan umum. Dalam putusannya
            yang dibacakan pada tanggal 13 Februari 2013, Mahkamah Konsitusi
            menolak permohonan pemohon dalam perkara ini untuk seluruhnya.








               288     Konstitusionalisme Agraria
   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324