Page 323 - Konstitusionalisme Agraria
P. 323

Perkara Nomor 36/PUU-X/2012 yang telah diputus oleh Mahkamah
            Konstitusi sebelumnya pada 13 November 2012.


            Kerugian negara akibat pelaksanaan kontrak karya bukan isu
            norma konstitusional

            Para pemohon dalam perkara itu smempersoalkan konstitusionalitas
            jangka waktu berlakunya kontrak yang diatur dalam Pasal 63
            huruf c UU Migas. Pemohon mendalilkan bahwa dengan tidak
            dibatalkannya kontrak-kontrak yang merugikan negara dan rakyat
            tersebut, maka hak menguasai negara untuk melindungi sebesar-
            besarnya kemakmuran rakyat tidak berfungsi. Sedangkan menurut
            Mahkamah Konstitusi, Pasal 63 merupakan salah satu pasal peralihan
            yang berfungsi untuk mencegah kekosongan hukum dan menjamin
            kepastian hukum yang dapat ditimbulkan dari pembentukan UU
            Migas. Dalil para Pemohon yang menyatakan bahwa ketentuan
            tersebut dapat menyebabkan kerugian negara dan membahayakan
            cadangan kekayaan alam Indonesia merupakan persoalan yang
            dapat timbul karena ketentuan syarat dan/ atau pelaksanaan dari
            kontrak-kontrak yang dimaksud, bukan karena keberadaan Pasal
            63 huruf c UU Migas. Dengan perkataan lain, dalil para Pemohon
            tersebut merupakan isu penerapan norma, bukan merupakan isu
            konstitusionalitas norma.
                 Pada titik ini Mahkamah Konstitusi menghindari membahas
            konstitusionalitas kontrak karya dari sisi penerimaan/kerugian
            keuangan negara yang ditimbulkan akibat perbuatan hukum pada
            masa lalu. Melainkan menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi
            tidak mengadili penerapan norma hukum, melainkan mengadili
            substansi norma hukum. Padahal norma hukum tidak ada dengan
            sendirinya. Sebuah norma hukum merepresentasikan hubungan-
            hubungan hukum yang sudah ada atau yang akan diharapkan.
            Pengujian konstitusional semestinya juga berkaca pada praktik
            penerapan hukum, supaya pengadilan tidak saja mengadili teks
            belaka, melainkan bisa menempatkan teks di dalam konteks





               292     Konstitusionalisme Agraria
   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327   328