Page 325 - Konstitusionalisme Agraria
P. 325

merupakan suatu kategori khusus dari pemohon dalam pengujian
            undang-undang.  51
                 Pada kedua masyarakat hukum adat itu tidak ada peraturan
            daerah khusus yang menentukan mereka sebagai masyarakat hukum
            adat, sebagaimana yang dikehendaki berdasarkan Pasal 67 ayat
            (2) UU Kehutanan.  Di Kabupaten Kampar dimana Masyarakat
                               52
            Hukum Adat Kenegerian Kuntu berada terdapat Peraturan Daerah
            Kabupaten Kampar No. 12 Tahun 1999 tentang Hak Tanah Ulayat.
            Perda itu mengatur tentang hak tanah ulayat secara umum, tidak
            secara khusus menentukan bahwa Masyarakat Kenegerian Kuntu
            sebagai masyarakat hukum adat. Demikian pula pada Masyarakat
            Hukum adat Kasepuhan Cisitu yang dasar pengakuan keberadaannya
            juga bukan Perda, melainkan Surat Keputusan Bupati Lebak Nomor
            430/Kep.318/Disporabudpar/2010 tentang Pengakuan Keberadaan
            Masyarakat Adat Cisitu Kesatuan Sesepuh Adat Cisitu Banten Kidul
            Di Kabupaten Lebak. Penilaian Mahkamah Konstitusi bahwa kedua
            komunitas tersebut memenuhi kualifikasi sebagai masyarakat
            hukum adat sebagai pemohon adalah yang pertama kalinya dalam
            sejarah pengujian undang-undang di hadapan Mahkamah Konstitusi.
            Penerimaan itu pun merupakan suatu bentuk pengakuan hukum yang
            dilakukan oleh pengadilan terhadap keberadaan masyarakat hukum
            adat. Oleh karena itu, ketentuan dalam Pasal 67 UU Kehutanan yang
            menyatakan bahwa Perda sebagai alas hukum untuk menentukan
            status hukum masyarakat hukum adat harus dibaca sebagai salah
            satu jenis alas hukum. Sehingga Perda bukanlah alas hukum satu-
            satunya, sebab dalam praktik, pengakuan terhadap keberadaan
            masyarakat hukum adat juga dilakukan dengan keputusan bupati,




                 51 Pasal  51  ayat  (1)  UU  Mahkamah  Konstitusi  menentukan  ada  empat  kualifikasi
            pemohon dalam pengujian undang-undang, yaitu: (1) perorangan warga negara Indonesia
            (termasuk kelompok orang yang mempunyai kepentingan sama); (2) kesatuan masyarakat
            hukum adat  sepanjang  masih  hidup dan  sesuai dengan  perkembangan  masyarakat dan
            prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang; (3) badan
            hukum publik atau privat; atau (4) lembaga negara.
                 52 Pasal 67 ayat (2) UU Kehutanan berbunyi: “Pengukuhan keberadaan dan hapusnya
            masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
            Daerah.”

               294     Konstitusionalisme Agraria
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330