Page 61 - Konstitusionalisme Agraria
P. 61

sidang BPUPKI, ketentuan tersebut dituliskan: “Cabang-cabang
            produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
            orang banyak dikuasai oleh pemerintah.” Sementara itu di dalam
            naskah yang disahkan pada 18 Agustus 1945 tertulis: “Cabang-cabang
            produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
            orang banyak dikuasai oleh negara.” Jadi ada perbedaan antara
            penggunaan kata “pemerintah” dengan “negara”. Dalam bahasa sehari-
            hari kata negara dapat diganti dengan kata pemerintah, begitu pula
            sebaliknya. Tetapi antara kedua kata tersebut memiliki perbedaan
            yang mendasar. Negara adalah badan yang menaungi seluruh rakyat,
            pemerintah dan tanah airnya, sedangkan pemerintah adalah bagian
            dari badan (negara) tersebut yang menjalankan fungsi pemerintahan.
            Kata negara lebih luas maknanya dari pada Pemerintahan.
                 Dalam persidangan PPKI pada 18 Agustus 1945 tidak nampak
            ada perdebatan panjang berkaitan dengan perubahan kata
            “pemerintah” menjadi “negara” tersebut. Abrar Saleng menyebutkan
            bahwa hal itu karena panitia perancang UUD 1945 menyadari
            kelemahan apabila menggunakan kata pemerintah sebab pemerintah
            bisa berganti, sedangkan negara adalah tetap negara (Saleng,
            2004:28). Selain itu, bila kata “pemerintah” dipertahankan pada ayat
            (2), maka menjadi tidak imbang dengan ketentuan pada ayat (3) yang
            menyebutkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
            di dalamnya dikuasai oleh negara (bukan oleh pemerintah) dan
            dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Digantinya
            kata Pemerintah menjadi Negara dalam Pasal 33 Ayat (2) UUD 1945
            secara tersirat juga memiliki makna agar kelak bila penguasaan itu
            diberikan kepada Pemerintah, maka Pemerintah bisa vis a vis dengan
            rakyatnya. Tetapi bila yang dipergunakan adalah kata Negara, maka
            Pemerintah harus sadar diri bahwa terhadap penguasaan cabang-
            cabang produksi yang penting terdapat pula kepentingan rakyat di
            dalamnya.
                 Dalam perkembangannya sering kali muncul debat berkaitan
            dengan makna Pasal 33 UUD 1945, terutama pada hal apakah
            hubungan negara dalam ketentuan tersebut diposisikan sebagai
            penguasa atau sebagai pemilik dari tanah dan sumber daya


               30     Konstitusionalisme Agraria
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66