Page 68 - Tanah dan Ruang untuk Keadilan dan Kemakmuran Rakyat
P. 68
Dalam pengurusan kematian seseorang, pastinya me-
merlukan proses penguburan. Memang benar bila tidak
semua agama mengajarkan prosesi penguburan jenazah, tapi
mayoritas dari 6 agama di Indonesia memberlakukan prosesi
tersebut. Dalam hal ini, sudah jelas diperlukan lahan pemaka-
man untuk melaksanakannya. Berdasarkan data yang telah
dipaparkan sebelumnya, angka kematian yang sangat tinggi di
Jakarta mengakibatkan penuhnya lahan pemakaman yang
tersedia. Hal ini memicu permasalahan-permasalahan lanju-
tan yang mengekori krisis di bidang tersebut.
Problematika Lahan dan Ruang Pemakaman
Menurut pengamat tata kota dari Universitas Trisakti,
Nirwono Joga, Jakarta akan mengalami krisis lahan dan ruang
pemakaman pada 1,5 tahun mendatang (Sari 2018). Angka
kematian di Jakarta yang teramat tinggi adalah faktor utama-
nya.
Berdasarkan Pasal 4 Ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1987, penggunaan lahan untuk satu makam
membutuhkan tanah seluas 5,5 m . Diperlukan 1,5 m x 2,5 m
2
(3,75 m ) untuk petak makam, sisanya adalah sarana tamba-
2
han berupa jalan di kanan dan kiri petak tersebut. Dengan
angka kematian 137-140 jiwa perharinya, Jakarta membutuh-
kan lahan minimal 753,5 meter persegi dalam sehari untuk
digunakan sebagai lahan pemakaman. Dalam satu tahun, dibu-
tuhkan sedikitnya 275.027,5 m, atau sekitar 28 Ha tanah un-
tuk pemakaman.
Menurut Kepala Seksi Pelayanan dan Perpetakan
Makam Dinas Kehutanan DKI Jakarta Ricky Putra, Pemprov
DKI Jakarta telah menyiapkan 794,83 Ha lahan makam untuk
37