Page 107 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 107

Meskipun telah muncul penolakan penambangan pasir
            besi, pembahasan AMDAL tetap berlanjut ke proses berikutnya,
            yaitu penilaian AMDAL. Penilaian AMDAL dilakukan oleh
                                                   55
            komisi penilai AMDAL tingkat provinsi.  Oleh komisi penilai,
            AMDAL penambangan pasir besi di Kecamatan Mirit dinyatakan
            memenuhi standar uji kelayakan. Pada akhirnya, dokumen
            AMDAL pun disahkan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. 56
                 Dari paparan di atas diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten
            Kebumen tetap melanjutkan proses perizinan penambangan pasir
            besi meskipun terdapat gelombang penolakan warga. Hal ini tidak
            lepas dari kepentingan pemerintah kabupaten Kebumen untuk
            mereguk keuntungan dari penambangan pasir besi. Pemerintah
            kabupaten Kebumen akan mendapatkan bagi hasil pajak (lihat
            Tabel 5). Menurut Kepala KPPT Kebumen, berhubung Kabupaten
            Kebumen belum memiliki peraturan daerah tentang usaha
            pertambangan, maka pajak akan ditarik oleh pemerintah pusat
            (Kedaulatan Rakyat, 25 Februari 2011).
                 Pada   akhirnya,  Pemerintah    Kabupaten    Kebumen
            memberikan IUP Operasi Produksi kepada PT MNC selama 10
            tahun melalui surat bernomor 503/001/KEP/2011 pada 20 Januari
            2011. Dalam surat izin produksi disebutkan, luasan lahan yang
            akan ditambang mencapai 591,07 hektare. Dari luasan itu, tercatat
            317,48 hektare tanah merupakan tanah milik TNI AD yang biasa
            digunakan sebagai tempat latihan dan uji coba senjata.[]








                  55 Kebumen  belum  memiliki  tim  penilai  amdal  yang  sudah  mendapatkan
            lisensi. Wawancara Siti Durotul Yatimah, Kepala Seksi Pemulihan Lingkungan Kantor
            Lingkungan Hidup Kebumen.
                  56 Dalam karier militernya, Bibit Waluyo pernah menjabat sebagai Pangdam IV/
            Diponegoro, Panglima Komando Strategi Angkatan Darat, dan Pangdam Jaya.

               82     Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112