Page 105 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 105

perjalanan terjadi masalah, warga tak segan-segan menolak
            penambangan pasir besi.
                 Penolakan kelima desa itu sejalan dengan penolakan
            tambang pasir besi oleh anggota DPRD Kebumen. Salah satu
            anggota Komisi A DPRD asal Kecamatan Mirit, Halimah
            Nurhayati, secara tegas menolak rencana investor menambang
            pasir besi. Dia juga mempertanyakan rekomendasi KP bagi
            investor untuk mengeksplorasi lahan 1.000 hektare di Kecamatan
            Buluspesantren, Ambal, dan Mirit. Apalagi, daerah pesisir
            Kebumen itu merupakan lahan pertanian produktif dan telah
            menjadi sentra produksi semangka dan melon. Selain itu,
            kegiatan penambangan pasir besi juga rawan menimbulkan erosi.
                 Hal lain diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi D DPRD
            Kebumen Miftahul Ulum. Menurut dia, sesuai tata ruang,
            pesisir Kebumen justru akan dihijaukan menurut rekomendasi
            konsultan lingkungan hidup. Miftahul mengingatkan, manfaat
            gumuk pasir atau gundukan di kawasan pesisir Kebumen itu
            sangat penting untuk menahan tsunami dan gelombang laut
            yang tinggi. Jika gundukan pasir laut itu ditambang, lalu sebagian
            deposit pasir besi diambil, kekuatan pasir menjadi berkurang.
            Dia lebih setuju apabila lahan tersebut ditanami berbagai pohon
            untuk penghijauan. Sementara itu, Eno Safrudin dari Fraksi
            Partai Amanat Nasional mengatakan, dari sisi tata ruang yang
            pernah disampaikan ke jajaran eksekutif, daerah Urutsewu cocok
            dikembangkan untuk pariwisata dan penghijauan. 53










                  53 “Kalangan  Anggota  DPRD Kebumen  Menolak  Rencana  Penambangan  Pasir

            Besi di Sepanjang  Pantai Selatan


               80     Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110