Page 153 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 153
“[...] their high proit margins could attract the attention of an array
of interest groups, including armed groups, international business
interests, political elites, criminal gangs, local and international
civil society, and multinational corporations, to encourage and
sustain conlicts.
“[...] keuntungan sumber daya mineral yang tinggi menarik
kelompok kepentingan, militer, pengusaha internasional,
elite politik, kelompok kriminal, masyarakat sipil lokal dan
internasional, dan perusahaan multinasional, untuk mendapatkan
keuntungan.
Sumber daya yang terkandung di pesisir selatan Kebumen
ini mengundang aktor-aktor yang berkepentingan, yakni,
pertama, masyarakat yang menggunakan lahan tersebut sebagai
tanah pertanian dan akan menjadi pihak yang merasakan
dampak langsung dari penambangan pasir besi. Kedua, TNI
AD yang menggunakan lahan untuk latihan dan uji coba
senjata. Dari penambangan ini, TNI AD akan mendapatkan
keuntungan ekonomis dari perusahaan. Ketiga, investor yang
akan mengekstraksi pasir besi. Investor ini merupakan bagian dari
grup perusahaan multinasional. Keempat, pemerintah kabupaten
yang ingin memperoleh pemasukan untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kelima, ornop lokal dan nasional.
Konlik sumber daya alam terjadi di Urutsewu karena adanya
antara berbagai pihak yang berkepentingan. Menurut Alao (2007:
, sumber daya alam dapat menyebabkan konlik karena adanya
kelangkaan.
“The quantity and quality of availability centers mainly on the
extent and the quality of the natural resource and the demand it
is supposed to meet. This can be linked to conlict in a number of
ways, but perhaps the most profound is scarcity.
128 Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik