Page 155 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 155

Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral Dinas Energi dan Sumber
            Daya Mineral Kebumen, Masagus Herunoto.

                 “Ini, kan, tanah TNI. Sehingga ini menjadi urusan pemohon. Jadi
                  harus ada rekomendasi dari Pangdam untuk penambangan. Karena
                 yang berwenang, kan, lembaga mereka untuk mengeluarkan izin
                  atau rekomendasi.


                 Tindakan elite-elite lokal ini disebut sebagai elite capture
            dan dapat menjadi penghalang proses desentralisasi sumber
            daya alam. Elite capture adalah kemampuan dari mereka yang
            mempunyai kekuasaan/kewenangan (power) dan kekayaan untuk
            mengambil keuntungan dari kesempatan-kesempatan baru dan
            memperbesar kekuasaan/kewenangan serta kekayaan mereka
            (Capistrano dan Colfer, 2006: 370).
                 Tindakan elite-elite ini dapat menyebabkan konflik
            lingkungan. Sebagaimana diutarakan Robins      :     , konlik

            lingkungan terjadi ketika bertambahnya kelangkaan melalui
            perampasan sumber daya oleh otoritas negara, perusahaan
            swasta, dan elite sosial sehingga mempercepat konlik kelompok.
            Kelangkaan telah diciptakan oleh pemerintah kabupaten, DPRD
            Kebumen, TNI AD, bekerja sama dengan PT MNC.
                 Ketika terjadi kelangkaan sumber daya alam, konlik akan
            termanifestasikan dalam bentuk penggunaan kekerasan oleh
            kelompok elite untuk mengubah distribusi sumber daya alam
            sehingga menguntungkan mereka. Distribusi sumber daya alam
            yang berkeadilan sangatlah penting, termasuk dalam kasus pesisir
            Urutsewu. Namun, pada kenyataannya distribusi sumber daya
            alam menjadi persoalan yang pelik di Urutsewu. Terjadi perebutan
            penggunaan tanah di sepanjang pesisir Urutsewu antara TNI dan
            masyarakat. TNI yang didukung oleh pemerintah pusat hingga
            pemerintah kabupaten Kebumen memanfaatkan tanah sepanjang



               130     Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160