Page 159 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 159

Pola dan Karakter Konlik Penambangan Pasir Besi di
                                     Urutsewu

            Kajian ekologi politik meletakkan analisis politik pada urutan
            pertama dengan mula-mula menjelaskan interaksi manusia dan
            lingkungan yang memiliki keterkaitan dengan menyebarnya
            degradasi lingkungan (Bryant, 1998: 80). Kajian ekologi politik
            perubahan lingkungan merupakan hasil dari kebijakan ekonomi
            dan politik, yang muncul lewat pergumulan berbagai aktor di
            dalam konteks negara, interaksinya di antara negara, dan dalam
            konteks perkembangan kapitalisme global (Afiff, 2009: 27).
            Dalam analisis konlik ekologi politik penambangan pasir besi
            ini, akan dilihat bagaimana interaksi politik aktor-aktor yang
            terlibat di dalamnya. Aktor-aktor tersebut meliputi aktor negara
            (pemerintah kabupaten Kebumen, TNI AD, dan DPRD Kebumen),
            aktor perusahaan (PT MNC), grassroots actors, dan ornop. Dari
            interaksi aktor-aktor ini, akan dianalisis kepentingan masing-
            masing aktor dengan pendekatan teoretis dari Bryant dan Bailey
            (1997). Perbedaan kepentingan inilah yang dapat menyebabkan
            konlik di mana ada perbedaan tentang siapa yang diuntungkan
            dan siapa yang dirugikan (Mitchell dkk., 2003: 23).



               Negara dan Masyarakat dalam Konlik Penambangan
                                     Pasir Besi
            Dengan memberikan izin penambangan kepada PT MNC,
            pemerintah kabupaten terlihat mengabaikan kepentingan
            masyarakat, mengingat lahan di Urutsewu masih menjadi
            sengketa antara TNI dan masyarakat serta adanya penolakan uji
            coba senjata yang dianggap merugikan petani. Pemberian izin
            pun terkesan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Ini dapat
            dilihat ketika masyarakat Kecamatan Mirit tidak mengetahui


               134     Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164