Page 38 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 38
sini resolusi konlik akan tercipta setelah ada kesepakatan yang
dapat diterima, secara sukarela atau melalui paksaan, antara
faksi-faksi yang bertikai dalam pengelolaan sumber daya yang
bersangkutan. Kedua, sejauh mana konlik telah menyebabkan
kerusakan sumber daya alam negara sehingga resolusi menjadi
langkah yang harus dipertimbangan. Dengan terjadinya kerusakan
lingkungan besar-besaran selama konlik, resolusi menjadi faktor
penentu untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh
konlik. Ketiga, keterlibatan eksternal dalam proses mediasi.
Keterlibatan eksternal juga penting dalam menentukan peran
sumber daya alam dalam resolusi konlik, terutama dalam kasus
di mana mediator eksternal memiliki kekuatan yang cukup untuk
membatasi pengelolaan sumber daya alam oleh faksi yang bertikai
dalam konlik.
Menurut Alao (2007), salah satu sumber daya yang
sangat penting adalah tanah. Tanah sering dilihat sebagai
sumber daya alam yang harus dipertahankan untuk generasi
mendatang sehingga tidak mengherankan jika terjadi konlik
untuk memperebutkan sumber daya ini. Hal ini senada dengan
Wiradi (2009: 56) yang melihat bahwa tanah tidak sekadar aset,
tetapi juga basis bagi peraihan kuasa-kuasa ekonomi, sosial,
dan politik. Adanya ketimpangan dalam mengakses tanah akan
sangat menentukan corak sebuah masyarakat dan dinamika
hubungan masyarakat sehingga menimbulkan konlik. Konlik
tanah diasosiasikan dengan persoalan kepemilikan, manajemen,
dan kontrol atas tanah.
Permasalahan tanah terkait erat dengan kelangkaan (Le
Billon . Kelangkaan sebagai faktor di dalam konlik tanah
dibagi menjadi dua bentuk: alami dan buatan. Kelangkaan alami
tercipta karena kelebihan populasi atau konsiderasi lingkungan
yang menghasilkan ketidakseimbangan antara populasi dan
Pendahuluan 13