Page 34 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 34

konlik. Konlik pengelolaan sumber daya alam di Urutsewu,
            khususnya penambangan pasir besi, inilah yang mendorong
            penulis untuk mengangkat permasalahan ini dalam penelitian.
            Penulis akan menguraikan konlik ekologi politik yang terjadi
            dalam kebijakan penambangan pasir besi di Urutsewu. Konlik
            ekologi politik ini akan mengarah pada penguasaan sumber daya
            alam dan tarik-menarik kepentingan antar-aktor yang terlibat di
            dalamnya.


                                  Kajian Pustaka

            Konlik Sumber Daya Alam

            Pengelolaan sumber daya alam rentan menimbulkan konlik.
            Teori konflik menekankan bahwa masyarakat terdiri atas
            kelompok-kelompok yang terlibat dalam persaingan sengit
            mengenai sumber daya yang langka. Aliansi atau kerja sama di
            antara kelompok masyarakat dapat berlangsung di permukaan,
            tetapi di bawah permukaan tersebut terjadi pertarungan
            memperebutkan kekuasaan (Henslin 2007: 18). Perebutan
            sumber daya alam menjadi pertarungan di antara berbagai pihak
            yang memiliki kepentingan. Hal ini terjadi karena lingkungan
            memiliki ciri-ciri yang berpotensi memicu konlik  (adi     :
            4–9). Pertama, lingkungan memiliki fungsi intangibility, yaitu
            lingkungan tidak mudah dikuantiikasi dalam bentuk moneter.

            Kedua, lingkungan merupakan barang publik (common property).
            Ketiga, eksternalitas negatif, yaitu bahwa dampak kerusakan
            lingkungan akan menimpa orang lain dan bukan pemrakarsa
            kegiatan yang menimbulkan dampak tersebut. Keempat, dampak
            kerusakan lingkungan terjadi dalam jangka panjang.
                 Ada empat tingkatan konflik (Alao 2007: 20). Pertama,
            societal atau konflik antarkelompok yang berbasis pada ras,



                                                       Pendahuluan     9
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39