Page 32 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 32

dari Desa Setrojenar di barat, Brecong, Entak, Petangkuran,
            hingga Wiromartan di timur. Mereka diorganisasi melalui
            forum-forum masyarakat yang telah dibentuk. Di Kecamatan
            Ambal dan Buluspesantren, perlawanan diorganisasi oleh Forum
                                                         5
            Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS).  Di Kecamatan
            Mirit, perlawanan diorganisasi oleh Forum Masyarakat Mirit
            Selatan (FMMS). Usaha-usaha masyarakat dalam melakukan
            penolakan tambang pasir besi dilakukan melalui kampanye media
            (blog, Facebook, dan selebaran), spanduk penolakan, dan audiensi
            dengan anggota DPRD Kebumen.
                 Turunnya IUP Operasi Produksi pada Januari 2011 memicu
            kemarahan warga karena merasa aspirasinya tidak diacuhkan.
            Pada 2 Maret 2011, warga yang diwadahi FMMS mengadakan
            audiensi dengan DPRD Kebumen. Namun, karena hasil audiensi
            tidak menunjukkan kejelasan, masyarakat Urutsewu menggelar
            aksi Pasowanan Agung (silaturahmi besar) pada 23 Maret 2011.
            Menariknya, aksi ini tidak dihadiri oleh warga Kecamatan Mirit.
            Dugaan kuat mengapa hal itu terjadi mengarah pada lobi politik
            pada saat audiensi FMMS dengan DPRD Kebumen, dua hari
            sebelum aksi. Menurut penuturan Manijo, koordinator FMMS
            untuk Desa Mirit Petikusan, setelah selesai audiensi, Bupati
            Kebumen Buyar Winarso mengadakan pertemuan dengan
            Bagus Wirawan dan Jatmiko. Bagus adalah koordinator FMMS di
            tingkat Kecamatan Mirit. Dalam pertemuan itu, Bupati Kebumen
            meminta agar warga Mirit tidak melakukan aksi demonstrasi.
            Bupati Kebumen menyarankan agar warga membuat surat
            pernyataan menolak penambangan pasir besi yang disertai


                  5 FPPKS  adalah  organisasi  yang  menghimpun  perlawanan  terkait  klaim
            kepemilikan tanah Urutsewu oleh TNI AD. Berdiri sejak 2006, wilayah kerja organisasi
            ini  meliputi  Kecamatan  Buluspesantren,  Ambal,  dan  Mirit.  Ketiga  kecamatan  inilah
            yang wilayahnya termasuk dalam klaim tanah pesisir sepanjang 22,5 km oleh TNI AD.
            Pusat organisasi ini ada di Desa Kaibon Petangkuran.


                                                       Pendahuluan     7
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37