Page 43 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 43

Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada analisis masalah
            dalam konteks keruangan suatu wilayah.
                 Keempat, pendekatan yang menguraikan ekologi politik
            dengan menerangkan karakteristik sosial ekonomi seperti kelas,
            etnik, dan gender. Permasalahan sosial yang terjadi seperti
            dominasi kelas, ketidaksamaan gender, dan etnik minoritas
            berhubungan erat dengan masalah lingkungan yang terjadi.
                 Kelima, pendekatan yang menekankan pada kepentingan,
            karakter, dan tindakan dari aktor yang berbeda dalam konlik
            ekologi politik. Pendekatan ini memahami bahwa konlik atau
            kerja sama adalah hasil dari interaksi aktor-aktor yang berbeda.
            Pendekatan ini juga menghubungkan aktor dengan proses ekologi
            politik yang terjadi.
                 Dalam buku Third World Political Ecology, Bryant dan
            Bailey (1997: 24) menekankan pada penaksiran peran politik
            aktor-aktor yang berbeda dalam interaksi antara manusia
            dan lingkungan di negara Dunia Ketiga. Pendekatan ini
            dianggap lebih menguntungkan karena dapat dilakukan melalui
            penelitian empiris di tingkat lokal dalam perspektif teoretis dan
            perbandingan; dapat menggambarkan motivasi, kepentingan,
            dan tindakan aktor secara komprehensif; dan menekankan peran
            dan interaksi aktor dalam konlik ekologi politik di Dunia Ketiga.
                 Aktor-aktor politik yang terlibat dalam konflik ekologi
            politik di antaranya adalah negara, perusahaan atau kelompok
            bisnis, ornop lingkungan, dan masyarakat yang berkontribusi
            pada perubahan lingkungan yang terjadi. Tidak berbeda jauh
            dengan Bryant dan Bailey, Usman (2001: 4) juga melihat institusi
            sosial yang berada di dalam konlik sumber daya alam, seperti
            pemerintah (pusat maupun daerah), pelaku bisnis yang menanam
            usaha di sektor sumber daya alam, masyarakat sekitar daerah
            eksploitasi sumber daya alam, dan organisasi sosial.


               18     Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48