Page 45 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 45
menyebut bahwa negara menjadi amalgam yang hanya
6
mengutamakan kepentingan institusi dan jarang berbicara
dalam satu suara ketika terjadi degradasi lingkungan. Ketika
negara mengarahkan kebijakan antara degradasi atau konservasi
lingkungan, negara tidak berbicara dengan satu suara, sehingga
fungsi negara menjadi ambigu, antara menjadi “developer atau
“destroyer lingkungan Bryant : .
7
Negara juga berperan dalam proses terjadinya eksklusi
(all, (irsch, dan Li ; Wickeri maupun perampasan
tanah (land grabbing) Borras Jr. dan Franco ; Levien
8
dalam rangka komersialisasi sumber daya alam. Hall, Hirsch, dan
Li (2011: 12) menyebut bahwa kontradiksi hukum, agenda yang
tidak konsisten, alokasi yang tumpang-tindih, dan bergesernya
prioritas menjadi bukti bahwa kapasitas negara berkurang. Dalam
menjalankan proses eksklusi, negara menggunakan kekuasaan
regulasi, legitimasi, serta penggunaan kekuatan militer dan polisi
bagi siapa saja yang melanggar regulasi.
Negara berpihak pada kepentingan bisnis karena negara
mendapatkan keuntungan ekonomi, baik atas nama pendapatan
negara/daerah maupun untuk pejabat negara, salah satunya
melalui praktik perburuan rente (rent seeking). Perburuan rente
adalah fenomena pemberian khusus kepada beberapa pengusaha
6 Secara hariah berarti larutan logam dengan air raksa. Kata ini untuk
menunjukkan adanya sifat yang berbeda di dalam satu entitas.
7 Menurut Hall, Hirsch, dan Li (2011), eksklusi dapat dipahami ketika seseorang
dicegah untuk mendapatkan manfaat dari sesuatu, termasuk dari akses atas tanah.
Kurangnya akses atas tanah berimplikasi pada hak atas rumah, makanan, air, pekerjaan,
dan akses pada keadilan. Berdasarkan penelitian di desa-desa di wilayah Asia Tenggara,
mereka melihat bahwa eksklusi tanah dapat dipahami sebagai interaksi antara regulasi,
kekuatan-paksa, pasar, dan legitimasi.
8 Perampasan tanah menjadi frase untuk menjelaskan terjadinya ledakan (trans)
nasional atas transaksi komersialisasi tanah dalam produksi dan ekpor makanan, hewan,
bahan bakar hayati, kayu, dan mineral. Proses politik perampasan tanah membentuk
target, strategi dan taktik, organisasi, komposisi sosial, tujuan, dan ideologi perjuangan
antipenjarahan.
20 Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik