Page 53 - Biografi Managam Manurung
P. 53

38    Oloan Sitorus, Dwi Wulan P., Widhiana HP.


           mengantarkan ikan kesana, apalagi ketika itu ayah Managam
           kecil sudah sakit kakinya dan hanya bisa mengkonsumsi ikan air
           tawar.  Ketika  mengantar  ikan  untuk  orang tuanya, Managam
           kecil selalu ditemani oleh tulangnya. Bersama tulangnya inilah,
           setiap kali selesai mengantar ikan, mereka akan mendapat uang
           saku dan satu butir telur yang pada saat itu masih merupakan
           makanan yang sangat mewah, seperti disampaikan: “Asa olo pe
           ahu manaruhon imana na ingkon dilehon itoanan i do iba hepeng
           gabe boi manjajan Senin nai dison ahu paduahon muse ingkon tolor
           dilehon imana sabiji”.
               Selain memeriksa hail, pada musim-musim tertentu sepu-
           lang sekolah Managam kecil juga biasanya pergi ke kebun untuk
           menanam ubi kayu (gadung hau) atau menanam pisang (ber-
           kebun). Semua hasil kebun baik ubi maupun pisang, apabila
           telah tiba saatnya untuk dipanen, kemudian akan dijual. Dari
           sinilah Managam kecil belajar mandiri dengan memperoleh
           penghasilan sendiri. Uang yang diperoleh dari hasilnya berkebun
           dan menangkap ikan ini biasanya digunakan untuk menambah
           uang saku. Oppung yang sudah renta memang tidak lagi mengo-
           lah kebun dan tanahnya sendiri, sehingga Managam kecillah yang
           menggantikannya. Agar bisa selalu memperoleh uang tambahan,
           Managam kecil termasuk cukup cerdik, ketika menanam gadung,
           setiap kali menjelang panen, disisipi dengan tanaman yang baru,
           supaya masa panen tidak terputus. Juga kelapa yang ditanam,
           dipagari supaya tidak diambil orang. Ketika tiba saat menjemur
           padi, Managam kecil akan menjaga dan tak bergeming dari tem-
           patnya supaya padi-padi yang dijemurnya tidak sampai dimakan
           ayam. Meskipun oppung, memiliki padi yang berlimpah, Mana-
           gam kecil tetap dibiasakan untuk makan gadung (manggadung).
           Itulah kesederhanaan yang selalu diajarkan oppung  dan selalu
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58