Page 59 - Biografi Managam Manurung
P. 59

44    Oloan Sitorus, Dwi Wulan P., Widhiana HP.


               Managam muda harus membantu mengerjakan PR semen-
           tara si boru Pangaribuan yang cantik justru pergi rekreasi. Keeng-
           ganan Managam muda akhirnya dipupus, dan dikerjakanlah PR
           itu. Boru  Pangaribuan ternyata tidak hanya cantik, tetapi juga
           baik hati. Sejak itulah mereka menjadi teman baik. Rasa bangga
           bukan kepalang adalah sebuah kebahagiaan sosok Managam
           muda yang mulai mencari identitas diri. Boru Pangaribuan yang
           cantik ternyata bisa dekat dan menjadi teman baiknya. Sesuatu
           yang bagi Managam muda masih saja tidak masuk akal dan be-
           nar-benar menjadi sebuah kebanggaan seperti dituturkannya:

               “Saya digonceng dari belakang naik sepeda, bangga saya sama anak-anak
               sekolah lain, mati lu hahahaa.., bangga, nah setelah lewat gerbang, kamu
               yang bawa, jadi saya yang capek, dia menggok menggok di belakang
               begini, tapi setengah mati juga gowesnya sepeda itu, senang kita, bangga,
               hei datu, kau bawa kemana itu, kan banyak sekali teman-teman keluar satu
               SMA kampus itu, kita di tengah-tengah lewat itu dengan gadis cantik”
               Teman-teman  di sekolah  pun  takjub  tidak  percaya. Sekali
           lagi, kedekatan Managam muda dengan teman gadisnya yang
           paling cantik ini tidak lain karena kepiawaiannya berbahasa Ing-
           gris. Menjadi pintar ternyata benar-benar menjadi modal, terma-
           suk untuk meluaskan pertemanan. Buah manis yang tidak pernah
           disangkanya, gejolak dan semangat kemudaannya adalah bagian
           dari rintisan kerja keras yang secara tidak sadar sudah membentuk
           kepribadiannya termasuk mematangkan kemampuannya.

           B. Kuliah  di Fakultas  Hukum  Universitas  Sriwijaya:
              Memaknai Pahitnya Kegagalan

               “Janganlah Tuhan, tinggal saya di kampung ini, kasian lah sama saya.
               Kalau bisa merantau saya, bantu saya”. 1
               1  Doa Managam kecil yang selalu disampaikannya pada Tuhan. Transkripsi
           Interview Managam Manurung, 2 Oktober 2013
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64