Page 69 - Biografi Managam Manurung
P. 69
54 Oloan Sitorus, Dwi Wulan P., Widhiana HP.
berhasil memenangkan hati.
Jalinan kedekatan antara Pak Managam dengan ibu Yohana
yang baik tampaknya harus segera dipersatukan. Pak Managam
yang sudah merasa sangat cocok dengan ibu Yohana akhirnya
memutuskan untuk tidak menunda waktu dan segera meminang-
nya dalam sebuah pernikahan. Masa mengenal satu sama lain
itu memang tidak berlangsung terlalu lama, hanya 5 bulan. Begi-
tulah adanya karena sebenarnya Pak Managam dan ibu Yohana
sebenarnya sudah saling kenal sejak 2 tahun yang lalu meskipun
dalam nuansa kedekatan yang berbeda.
Pada awalnya Yohana Frieda Tobing bukanlah pilihan yang
disetujui keluarga. Bobot, bibit, dan bebet menjadi pertimbangan.
Dalam tradisi Batak, sistem kekerabatan dan perkawinan
memang sangat menentukan keberlangsungan tatanan adat-
istiadat serta struktur sosialnya secara harmonis. Oleh karena
itulah perkawinan selalu dijaga supaya bisa berlangsung dengan
ideal. Perkawinan pada orang Batak merupakan pranata yang
tidak hanya mengikat seorang laki-laki atau perempuan. Per-
kawinan juga mengikat kaum kerabat laki-laki dan kaum kerabat
perempuan. Toba dan Tarutung memiliki perbedaan. Gadis dari
marga tobing dianggap cantik, namun sombong dan angkuh.
Begitu pun, Pak Managam tidak menyerah. Diyakinkanlah ibunda
tercintanya ini bahwa calon pendamping pilihannya adalah
pilihan yang tepat. Seorang gadis rupawan, guru sekolah minggu
yang berhati sangat lembut dan sayang dengan anak-anak kecil.
Dialah calon pendamping dan ibu yang tepat untuk anak-anak
Pak Managam kelak. Ketelatenannya dalam mengurus anak-anak
di sekolah minggu memang sudah mencuri hati Pak Managam.
Pada akhirnya dibawalah gadis pilihan Pak Managam ini ke
Medan. Jodoh memang misteri Tuhan dan dia akan datang