Page 32 - Permasalahan Sektoralisme Kelembagaan Agraria di Indonesia
P. 32

BAB III




                           KELEMBAGAAN AGRARIA












             A.  Eksistensi Kelembagaan Pengelola Agraria
                   Berbicara mengenai tanah serta sumber daya agraria tentunya
             memang tidak akan lepas dari sumber hukum utama pengaturan di
             Indonesia yaitu Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
             Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA). Undang-undang yang diterbitkan
             pada 24 September 1960 ini diklaim sebagai payung hukum utama
             dalam pengaturan dan pengelolaan agraria di Indonesia. Namun

             UUPA yang dijadikan rujukan utama oleh aparatur pertanahan dalam
             hal ini BPN tidak dapat berbuat banyak untuk bidang sumber daya
             lainnya seperti hutan, air, udara, maupun juga pertambangan. Selain
             itu kedudukan BPN sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen
             (LPND) juga kurang memiliki bargainning possition ketika harus
             berhadapan dengan lembaga lainnya. Meskipun kemudian di tahun
             2014 melalui pemerintahan Joko Widodo BPN ditetapkan sebagai
             salah satu kementerian dengan nomenklatur Kementerian Agraria dan
             Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, namun masih memerlukan
             perjalanan panjang sebelum akhirnya benar-benar mampu bekerja
             dengan kemampuan penuh mengatur pengelolaan agraria di Indonesia.
             Hal ini ditambah lagi dengan keberadaan UU No. 39 Tahun 2008
             tentang Kementerian Negara yang menempatkan urusan pertanahan
             sebagai urusan pemerintah yang tidak bersifat substantif karena






                                                                              23
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37