Page 152 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 152

Optimalisasi Torrens System dalam

                        Pendaftaran Tanah di Indonesia

                      Wujud Penguatan Hak Rakyat atas Tanah
                      untuk Kepastian Hukum yang Berkeadilan


                                 Vina Ainin Salfi Yanti


            Pendahuluan
                   Pendaftaran tanah dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
            jaminan kepastian hukum (recht kadaster). Namun akhir-akhir ini konflik
            mengenai  agraria  di  Indonesia  semakin  meningkat.  Konflik  agraria
            diawali dengan pemberian izin/ hak pemanfaatan oleh pejabat publik
            yang  mengeksklusi sekelompok rakyat dari tanah, sumber daya alam,
            dan  wilayah  kelolanya.  Konflik  agraria  ditandai  dengan  pertentangan
            klaim  yang berkepanjangan mengenai  siapa  yang berhak menguasai/
            memiliki  suatu  bidang  tanah/lahan  berserta akses atas  sumber daya
            alam  (SDA).  Konflik  agraria  ini  biasanya  berlangsung  antara  suatu
            kelompok  komunitas  lokal  dengan  badan  penguasa/pengelola  tanah
            yang bergerak dalam bidang produksi, ekstraksi, konservasi. Pihak-pihak
            yang  bertentangan  tersebut  berupaya  dan  bertindak,  secara  langsung
            maupun  tidak,  menghilangkan  klaim  pihak  lain.  Banyaknya  konflik
            agraria ini menunjukkan bahwa administrasi pertanahan di Indonesia
            membutuhkan  perbaikan  untuk  meminimalisir  konflik  tersebut.
            Salah  satu  akar  permasalahan  konflik  agraria  disebabkan  oleh  sistem
            pendaftaran  di  Indonesia yang  digunakan yaitu  sistem  pendaftaran
            negatif (stelsel negatif)  yang  bertendensi  positif.  Dalam  sistem
            pendaftaran negatif bertendensi positif, pemerintah tidak memberikan
            jaminan atas kepastian hukum terhadap pemegang bukti sah (sertifikat).
            Pemerintah  juga  tidak  bertanggung  jawab  sepenuhnya atas data dan
            informasi yang ada di dalam sertifikat hak atas tanah. Data dan informasi
            akan dianggap benar sepanjang tidak ada pihak lain yang menggugat.
            Data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

                                        132
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157