Page 154 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 154

tentang  Pendaftaran  Tanah,  yang  kini  telah dicabut dan ditegaskan
            kembali  dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  24  tahun  1997. Kajian
            mengenai  kekuatan  berlakunya  sertifikat  sangat  penting,  setidaknya
            karena  pertama,  sertifikat  memberikan  kepastian  hukum  pemilikan
            tanah bagi orang yang namanya tercantum dalam sertifikat. Penerbitan
            sertifikat dapat  mencegah sengketa tanah  (UNCHS 1990).  Pemilikan
            sertifikat  akan  memberikan  perasaan  tenang  dan  tenteram  karena
            dilindungi dari  tindakan sewenang-wenang oleh siapa  pun  (Mustafa
            1998). Kedua, Adi Kusnadi (1999) dalam laporannya bahwa pemberian
            sertifikat dimaksudkan untuk mencegah sengketa kepemilikan tanah.
            Ketiga,  dengan pemilikan sertifikat, pemilik  tanah dapat  melakukan
            perbuatan  hukum apa  saja  sepanjang  tidak  bertentangan dengan
            undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan. Selain itu, sertifikat
            mempunyai nilai ekonomi di mana tanah yang bersertifikat mempuyai
            nilai ekonomi yang tinggi apabila dijadikan jaminan utang dengan hak
            tanggungan atas tanah.
                   Meskipun telah mendapat pengakuan dalam UUPA, sertifikat
            belum menjamin kepastian hukum  pemiliknya,  karena  dalam
            peraturannya  sendiri  memberi  peluang  di  mana  sepanjang  ada
            pihak lain yang merasa memiliki tanah dapat menggugat pihak yang
            namanya tercantum dalam sertifikat. Baik gugatan secara keperdataan
            ke Pengadilan Umum,  atau menggugat Kepala BPN/Kepala Kantor
            Pertanahan  yang bersangkutan ke Pengadilan  Tata Usaha Negara
            yang menyangkut teknis administrasi penerbitannya (Rusmadi 1997).
            Gugatan dapat dilakukan dikarenakan sertifikat  mempunyai dua  (2)
            sisi,  yakni  di  satu  sisi  secara  keperdataan  sertifikat  merupakan  alat
            bukti  pemilikan, di sisi  lain sertifikat  merupakan  bentuk  keputusan
            yang  bersifat  penetapan (beschiking)  yang diterbitkan oleh  Kepala
            Kantor Pertanahan sebagai Pejabat Tata Usaha Negara (Marbun 2003).
            Sertifikat yang diterbitkan  juga  bersifat  deklaratoir,  yakni keputusan
            untuk  mengakui  suatu  yang  telah  ada  dan  diberikan  karena  telah
            memenuhi syarat yang ditentukan. Pemberian keputusan deklaratoir
            dilakukan untuk mewujudkan suatu ketentuan dalam undang-undang

                                        134
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159