Page 158 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 158

7.  Sejumlah  prosedur dikurangi dengan  meniadakan
                       beberapa hal dari prosedur (Effendie 1993).
                   Dalam pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria dapat dilihat
            Indonesia mengadopsi karakteristik  dari  sistem  torrens,  yakni
            pendaftaran hak  yang  di lakukan  oleh Kantor Pertanahan. Seperti
            yang  telah  penulis  jelaskan di atas,  bahwa  sistem  torrens adalah
            sistem  pendaftaran  tanah  yang mana mendaftarkan hak mengenai
            kepemilikan  tanah  seseorang.  Sistem  yang dikenalkan oleh  Robert
            Richard Torrens pada tahun 1858 di Australia itu memang telah banyak
            diadopsi  oleh  berbagai  negara.  Khususnya  di  Indonesia,  memang
            bisa  dikatakan bahwa  Indonesia  menggunakan  sistem  torrens  ini
            yang terlihat pada pendaftaran hak oleh Kantor Pertanahan. Dapat
            dikatakan jika tidak bisa dengan mudah dan mendapatkan hasil yang
            cepat dalam mengadopsi sistem torrens ini. Yang perlu diperhatikan
            adalah bukan mengadopsi sistem torrens ini secara mentah-mentah.
            Namun, di sini perlu ada penyesuaian dengan kondisi di negara kita
            untuk mengoptimalkan implementasi sistem torrens ini. Maka untuk
            mewujudkannya,  kita perlu  menerapkan  sistem publikasi positif.
            Sistem yang mana negara memberikan jaminan terhadap kebenaran
            data  dan informasi mengenai kepemilikan  tanah  seseorang. Jika
            kita melihat  penjelasan UUPA  angka IV bahwa  untuk menuju ke
            arah kepastian hak atas tanah ternyata juga perlu ketentuan pasal-
            pasal yang  tegas  dan  jelas yang  mengatur  pendaftaran  hak yang
            bersangkutan  dengan  maksud  agar  dapat  memperoleh  kepastian
            tentang hak atas tanah tersebut.
                   Mengenai  hal  tersebut  memang  menjadi  polemik  yang
            tersendiri karena sistem adat erat kaitannya dengan hukum nasional
            kita. Dan dampaknya hingga sekarang kesejahteraan yang diharapkan
            untuk diwujudkan dengan  pelaksanaan  UUPA  sampai  sekarang
            belum  terwujud.  Memang  UUPA  1960  mengandung  kelemahan-
            kelemahan  yang  seharusnya  diperbaiki.  Tidak  adanya  definisi  yang
            jelas mengenai beberapa konsep dasar seperti : kepentingan umum,
            kepentingan nasional,  kepentingan negara,  sosialisme Indonesia,

                                        138
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163