Page 37 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 37

pertahanan  dan keamanan nasional  (hankamnas),  serta kesamaan
            dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga
            meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik
            terhadap laki-laki maupun perempuan (Mahfiana 2016, 32).
                   Analisis gender dalam  menganalisis  konsep  manusia dan
            lingkungan  dikategorikan  yang  melakukan  dekonstruksi  definisi
            interaksi antara manusia dengan alam. Gender dipilih Schubart karena
            merupakan diskursus akademis yang  menonjol yang didasarkan  pada
            latar belakang feminisme. Goldman and Schurman (2000) juga meyakini
            bahwa gender adalah  tema penting  bagi para peneliti ekologi politik.
            Mereka berpendapat gender dapat mempertajam relasi alam-masyarakat
            dan oleh karena itu fundamental untuk memahami akses sumber daya
            dan  degradasi lingkungan. Gender  dan lingkungan mengintegrasikan
            dan  mempromosikan perempuan  sebagai pemeran utama  dalam
            program pembangunan lingkungan (Wongdesmiwati 2014).

                   Ketidak  setaraan dalam  kepemilikan antara  perempuan dan
            laki-laki merupakan  fakor lain  yang menunjukan  adanya ketidak
            setaraan akses pada peluang ekonomi. Namun, berbagai upaya untuk
            meningkatkan partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi sering
            tidak memperhitungkan  adanya kebutuhan jaminan kepemilikan
            usaha, penggunaan dan pengendalian terhadap harta milik perempuan
            termasuk tanah. Hal ini disebabkan masih terdapatnya nilai-nilai dan
            norma-norma  yang menganggap laki-laki  sebagai  pemilik kekayaan
            yang sah dalam rumah tangga (Irianto 2006, 458).


            Wujud Ketidak Setaraan Gender dalam Hukum dan
            Implementasi
                   Perempuan dalam  masyarakat  lokal  dan adat  menghadapi
            tantangan untuk memastikan pengakuan dan perlindungan atas hak
            penguasaan lahan mereka akibat adanya diskriminasi berbasis gender
            dalam  undang-undang,  tradisi  dan  praktek.  Diskriminasi  ini  dapat
            membatasi kemampuan perempuan untuk mengakses dan menguasai

                                         17
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42