Page 36 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 36
Buana Gender: Perspektif Perwujudan
Urgensitas Berkeadilan Hak Atas Tanah
untuk Kaum Perempuan
Fujianti Yuthika Faridah
Pendahuluan
Berbagai studi menunjukkan perwujudan keadilan sebagai
asas dalam pemenuhan hak asasi perempuan sangat jauh dari
harapan. Ketidak adilan gender merefleksikan budaya partiarchi yang
menempatkan kedudukan perempuan lebih rendah dari laki-laki yang
ditunjukan melalui nilai, praktik budaya, system social dan penafsiran
agama yang bias gender. Budaya ini mempengaruhi pola pikir, pola
perilaku, pengambilan keputusan dan kebijakan yang ada.
Perbedaan laki-laki dan perempuan selalu disangkut pautkan
dengan perbedaan fungsi kehidupan bersosial. Perempuan mengalami
diskriminasi nkdalam berbagai bidang kehidupan. Sejak zaman dahulu,
kebudayaan dibangun oleh laki-laki, akhirnya berbagai norma dan
peraturan disusun berdasarkan kepentingan laki-laki yang menyebabkan
perempuan tidak dianggap sebagai mitra yang sejajar dengan laki-
laki. Akhirnya, perspektif ini menimbulkan berbagai diskriminasi dan
ketidak adilan terhadap perempuan. Ketidak adilan ini salah satunya
dalam memperoleh manfaat ekonomi dan sosial. Seperti, kepemilikan
keluarga yaitu tanah, rumah, dan barang berharga lainnya sekalipun
kepemilikan tersebut diperoleh secara bersama-sama. Hal ini sangat jauh
dari kesetaraan gender yang selama ini di gembar-gemborkan bahwa
perempuan setara hak miliknya dengan laki-laki.
Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki
dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya
sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
16