Page 32 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 32

itu lebih identik kepada  posisi  dan  sosok  perempuan, maka
            pengarusutamaan itu juga perlu didorong dalam bidang administrasi
            dan bukti kepemilikan  tanah. Perempuan  perlu mendapatkan
            afirmasi  untuk  mencantumkan  nama  diri  di  dalam  bukti-bukti
            kepemilikan  tanah,  baik itu harta bersama, harta  warisan, harta
            bawaan, dan harta hibahnya. Tujuan  pengarusutamaan sesungguhnya
            adalah perlindungan  terhadap  hak  dan  martabat perempuan,  serta
            upaya pemerintah untuk  memberikan  akses  seluas-luasnya  kepada
            perempuan  untuk dapat  berkarya,  bekerja dan  berkontribusi dalam
            sektor  apapun.  Dampak  dari  keterlibatan  itu  adalah  peningkatan
            kesejahteraan hidupnya  dan jaminan  terhadap hak-hak  dasarnya
            sebagai manusia dan sebagai sosok dalam kehidupan bermasyarakat
            dan berrumah tangga. Dengan demikian, afirmasi sertifikasi tanah atas
            nama perempuan dengan pengejewantahan prinsip pengarusutamaan
            gender  atau perempuan pada proses pengadministrasian  tanah  dan
            bukti-bukti  kepemilikan lainnya  diharapkan  dapat melindungi  hak-
            hak  kaum  perempuan dalam akses  sumber daya ekonomi,  sehingga
            kesejahteraan ekonominya tetap terjaga. Berbagai upaya dan strategi
            perlu didorong untuk mendukung prinsip kebijakan pengarusutamaan
            perempuan dalam pengakuan kepemilikan tanahnya. Setidaknya ada
            empat  strategi  dalam  mendorong  afirmasi  itu  dilakukan.  Pertama,
            adanya pembatasan pencantuman  nama  laki-laki  dalam proses
            pengadministrasian  kepemilikan  tanah.  Pencantuman  nama seorang
            laki-laki dalam sertifikat tanah milik satu keluarga perlu dibatasi dua
            sampai  tiga kepemilikan  dengan luasan  tertentu. Sistemnya  seperti
            apa  yang  dilakukan dalam  pajak  progresif  kepemilikan  kendaraan
            bermotor. Kedua, pemerintah, khususnya Badan Pertanahan Nasional
            perlu melakukan pemeriksaan terinci mengenai hak awal dan sejarah
            kepemilikan tanah yang diajukan dalam proses pengadministrasiannya.
            Jika ia terdeteksi milik perempuan, baik berasal dari tanah warisan, tanah
            hibah ataupun tanah harta bersama, maka perlu ditetapkan aturan yang
            jelas dan tegas  mengenai pencantuman  nama perempuan si pemilik
            awalnya. Ketiga, sosialisasi terus menerus yang dilakukan pemerintah,


                                         12
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37