Page 114 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 114
mereka dilahirkan, dibesarkan dan menjalani kehidupannya, bagaimana
mereka memandang tanah dan artinya bagi mereka. Adanya suatu sikap batin
yang menunjukkan tentang kemesraan hubungan antara rakyat dengan tanah
lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup atasnya tanah dipahami secara
luas meliputi semua unsur, bumi, air, udara, kekayaan alam serta manusia,
maupun roh-roh yang di anggap mempunyai kekuatan supranatural terjalin
secara utuh dan mencakup keseluruhannya, sehingga dapat dipahami bahwa
ada hubungan antara tanah dengan unsur-unsur yang telah dikemukakan.
Dengan demikian konsep tanah dalam Hukum Adat mencakup unsur-
unsur seperti dalam konsep sumber daya alam yaitu meliputi :
1. Hubungan dengan permukaan bumi termasuk air
2. Hubungan dengan udara dan ruang angkasa
3. Hubungan dengan kekayaan alam dan tubuh bumi
4. Hubungan dengan roh-roh (supranatural)
5. Hubungan antara sesama manusia sebagai pusat
Hubungan pertalian seperti dikemukakan di atas dirasakan dan berakar
dalam alam pikirannya serba berpasangan (participerend denken) dan seharusnya
dianggap sebagai pertalian hukum (rechts betrekking) umat manusia terhadap
tanah. Maksudnya, suatu cara pandang dimana orang melihat tanah dan
126
alam sekitarnya termasuk roh-roh, sebagai sama dan serupa dengan dirinya
sendiri sehingga saling bertaut erat satu dengan lainnya. Dengan demikian
tanah dan masyarakat hukum adat yang berada diatasnya mempunyai
ketertarikan antara satu dengan yang lainnya, walaupun keduanya dapat
dibedakan secara nyata. Apabila terjadi pemisahan antara manusia dengan
tanah dapat merusak hubungan magis antara keduanya. Manusia mampu
dan mau menjadikan tanah untuk mendapatkan kehidupan baik secara
material (makan dan minum) maupun secara immaterial (spiritual) karena itu
tanah juga bersifat sakral sehingga setiap tindakan diatasnya membutuhkan
tindakan magis-religius. Oleh sebab itu tanah dalam pandangan masyarakat
hukum adat dilihat sebagai suatu hubungan antara manusia dengan tanah
126 B. Ter Haar- K.Ng. Soebekti Poesponoto (penterjemah) Asas-Asas Dan Susunan
Hukum Adat. Pradnya Paramita, Jakarta, 1999, hal 49
97