Page 113 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 113
Paham filsafat tanah sebagaimana disebutkan di atas yang menyebabkan
bangsa Indonesia memberontak terhadap Belanda zaman penjajahan dan hal
ini dapat berlaku terhadap siapa saja yang ingin mendominasi tanah akan
dimusuhi.
Hubungan manusia dengan tanah merupakan tonggak demokrasi
Indonesia. Seseorang tidak mempunyai tanah biasanya tidak dapat
memberikan suara dalam rapat kelompok atau desa karena dianggap tidak
sempurna. Itulah sebabnya Hukum Adat sangat kuat pengaruhnya dalam hal
tanah di Indonesia.
Koesnoe , menggambarkan suatu mitos rakyat tentang manusia dan
125
tanah lingkungannya, yaitu dimulai dari adanya dua fenomena, yang satu
sama lain berlainan secara prinsipil. Kedua fenomena tersebut yaitu, pertama
adalah langit, dan yang kedua adalah bumi atau tanah, langit merupakan bapak
alam semesta dan bumi adalah merupakan ibunya. Perkawinan langit dan
bumi, sama artinya dengan perkawinan bapak dengan ibu, dari perkawinan
itu menghasilkan anak-anak. Anak-anak adalah segala apa yang ada di atas
bumi antara lain benda-benda mati, tumbuh-tumbuhan, segala macam jenis
binatang yang diantaranya ialah yang berjenis manusia.
Dalam mitos itu dapat dijumpai adanya pandangan tentang bagaimana
hubungan manusia dengan tanah lingkungannya dimana dia hidup dan
menjalani kehidupannya serta apa dan bagaimana hubungan manusia dengan
segala apa yang ada di dalam lingkungan dimana manusia hidup dan menjalani
hidupnya. Dalam mitos ini jelas tergambar bahwa bumi atau tanah dimana
dia dilahirkan dan hidup serta menjalani kehidupannya dipandang sebagai
ibunya, segala apa yang ada di sekelilingnya adalah anak-anaknya dari ibu dan
bapaknya.
Berdasarkan gambaran di atas dapat dijumpai adanya pandangan tentang
bagaimana hubungan manusia dengan tanah dan lingkungan dimana dia hidup
dan menjalani kehidupannya. Jelas terlihat Koesnoe dalam pandangannya
ingin menggambarkan lewat mitos tersebut tentang hubungan tanah dengan
manusia, ialah bagaimana pandangan rakyat kita terhadap tanah dimana
125 Moh. Koesnoe, Kapita Selekta Hukum Adat Suatu Pemikiran Baru, Varia Peradilan
Ikatan Hakim Indonesia, Jakarta, 2002, hal 110
96