Page 51 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 51
jawab yang diberikan kepadanya. Dengan metode interpretasi, nilai-nilai
dan prinsip yang terdapat dalam keadilan ini dapat diterapkan dalam ranah
hukum. Dalam tataran regulasi berdasarkan prinsip persamaan di muka
hukum maka keadilan komutatif dapat menjadi acuan untuk menjamin
hak mendapatkan kompensasi bagi semua korban kejahatan. Tetapi dalam
tataran implementasi dengan melihat realitas objektif yang dapat dijadikan
ukuran (bobot) maka keadilan distributif sangat adil untuk diterapkan bagi
korban-korban tertentu sebagai ukuran untuk mendapatkan kompensasi.
Misalnya dalam viktomologi dikaitkan dengan tipologi korban yang melihat
tingkat kesalahan atau peranan korban dalam suatu kejahatan. Korban yang
mempunyai peranan yang begitu besar dalam terjadinya kejahatan, dapat
dipertimbangkan sebagai salah satu kriteria (bobot) ukuran pemenuhan hak
atas kompensasi mengingat kemampuan dan keterbatasan anggaran negara
dalam hal ini. Tentunya ukuran, kriteria tersebut harus mendapat penegasan
dalam undang-undang, sebab segala sesuatu yang diterapkan dengan undang-
undang adalah adil menurut paham positivisme.
Argumen semua konsep keadilan menurut paham positivisme di atas
pada dasarnya menghendaki adanya suatu peraturan yang mengikat, peraturan
mana dibuat oleh pemegang otoritas dalam negara sebagai wujud kedaulatan
rakyat. Melalui penguasa dibuatlah aturan hukum yang merupakan kebijakan
politik untuk menegakkan hak dan kewajiban setiap orang agar keadilan dapat
diwujudkan.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa evolusi filsafat hukum dan
melekat dalam evolusi filsafat secara keseluruhan. Di antara problema ini, yang
paling menonjol adalah tentang keadilan dalam kaitannya dengan hukum.
Keadilan hanya bisa dipahami jika ia diposisikan sebagai keadaan yang hendak
diwujudkan oleh hukum. Tujuan hukum yaitu kepastian hukum, kemanfaatan
hukum dan keadilan. Keadilan memang yang paling banyak dibicarakan
sepanjang perjalanan sejarah filsafat hukum. Keadilan ialah kehendak yang
ajeg dan tetap untuk memberikan kepada masing-masing bagiannya (Iustitia
est constants et perpetua voluntas ius suum cuique tribuendi). Kemudian
62
Aristoteles dalam bukunya Nicomachean Ethics menyatakan keadilan adalah
62 Darji Darmodihardjo dan Shidarta, Op.Cit, hlm.156
34