Page 29 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 29
14 Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras
di Kabupaten Sukoharjo
dan pemerataan pembangunan. Keberlanjutan sistem lahan
berkelanjutan tersebut diformulasikan melalui pola pengembangan
dan pengelolaan lahan berkelanjutan dengan menggunakan
pendekatan sistem dan mendayagunakan berbagai faktor/komponen
yang berpengaruh terhadap lahan berkelanjutan tersebut.
Haryadi (2009) mengadakan penelitian yang berkaitan dengan
kebijakan dan ketahanan pangan di kawasan periurben Kabupaten
Bantul. Hasil penelitiannya bahwa di daerah periurben Kabupaten
Bantul perlu dilakukan pembuatan Rencana Detail Tata Ruang yang
baru karean alih fungsi lahan yang cepat, prioritas pengembangan
kawasan digunakan untuk untuk menunjang program kebijakan
lahan dan ketahanan pangan, dan paya pengendalian alih fungsi
lahan tidak hanya pada peraturan, tapi sangsi harus jelas dan tegas,
kemudian dianjurkan untuk mengadakan perintisan lahan pertanian
abadi atau lahan pertanian berkelanjutan.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya sebagaimana telah
dilakukan oleh Hidayatullah, dkk, (2002), Irawan (2005), Bakar
(2008), dan Haryadi (2009), penelitian ini difokuskan pada perubahan
penggunaan lahan pertanian (sawah) dengan bantuan pengindraan
jauh atau Citra Satelit ALOS. Dikaji dari aspek ontologi, hakikat dari
perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian penyalahi
aturan yang telah ditetapkan, karena akan merusak lingkungan
baik biotik maupun abiotik. Perubahan penggunaan lahan memang
berbeda dengan pelanggaran lainnya yang diatur lebih rinci seperti
pada Hukum Acara Perdata maupun Pidana, namun merupakan
pelanggaran khusus dimana mereka membutuhkan ruang untuk
keperluan lainnya yang dianggap lebih perlu tanpa mengindahkan
lingkungan buatan berupa lahan pertanian. Lahan pertanian (sawah)
termasuk didalamnya jaringan irigari teknis merupakan subsidi dari
pemerintah bagi keperluan irigari khususnya tanaman padi sawah.
Irigasi menjadi mubazir karena makin sedikit lahan diperuntukan
bagi pertanian dan dampak lebih luas mengakibatkan swasembada
beras akan mengalami gangguan, sehingga diperlukan import
pangan (beras) dari daerah lain atau negara lain.