Page 108 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 108

2.  Kasus HGU PT. Sumber Mahardhika Graha
                 PT. Sumber Mahardhika Graha adalah perusahaan yang bergerak
            di bidang perkebunan dan memiliki lokasi usaha di Provinsi Kalimantan
            Tengah seluas +17.667,49 hektar yang mencakup wilayah (i) Desa
            Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau dengan HGU No. 43, seluas
            7.282,15 hektar dan HGU No. 44 seluas 10.375,34 hektar, masing-
            masing dengan masa berlaku hingga 24 September 2037.
                 Alasan Pemegang Hak menelantarkan tanah dengan luas 5.232,74
            hekatar dari 7.292,15 Ha disebabkan adanya permasalahan berupa:

            a.)  Areal seluas 5.232,74 hektar dikuasai oleh masyarakat dan dari luasan
               tersebut 400 hektar telah ditanami masyarakat dengan Kelapa Sawit;
            b.) Sulitnya  negoisasi  pembebasan  lahan  serta  ganti  rugi  dengan
               masyarakat dan upaya yang telah dilakukan adalah melakukan
               negoisasi kepada masyarakat agar dapat dilakukan pembebasan lahan
               dan pembayaran ganti rugi;
            c.)  Areal seluas 893,43 hektar telah dilakukan pembebasan dan ganti
               rugi di Tahun 2010 dan 2011 dan selanjutnya akan dilaksanakan
               land clearing yang dilanjutkan dengan penanaman;

            d.) Adanya Surat Bupati Lamandau No. EK.450/196/X/2010 tanggal
               26 Oktober 2010 perihal penghentian kegiatan pembukaan lahan
               dan upaya yang telah dilakukan adalah melakukan negoisasi kepada
               masyarakat agar dapat dilakukan pembebasan lahan dan pembayaran
               ganti rugi;
            e.)  Areal yang sebelumnya masuk Kawasan Pengembangan Produksi
               (KPP) dan Kawasan Pemukiman  dan Pengembangan Lainya
               (KPPL), walaupun pada saat itu telah terbit HGU harus melakukan
               permohonan pelepasan kawasan hutan, sehingga kegiatan
               perkebunan di areal tersebut bisa berjalan. Namun setelah adanya
               surat dari Menteri Kehutanan yang diberlakukan retroaktif artinya
               berlaku sejak Tahun 2000 keatas sehingga ada beberapa perusahaan
               yang berhenti melakukan kegiatan karena perlu mengurus pelepasan
               kawasan hutannya dan keperluan ijin pelepasan hutan.
            f.)  Hambatan  pemanfaatan  tanah  HGU  karena  adanya  perubahan



                      BAB IV     Pembatalan Keputusan Penetapan Tanah Terlantar Dan Akibat Hukumnya  91
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113