Page 110 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 110

menyebut sertipikat tanah, namun disebutkannya “surat tanda
            bukti”. Dalam pengertian sehari-hari surat tanda bukti hak ini sudah
            sering ditafsirkan sebagai sertifikat tanah.  PP No. 24 Tahun 1997
                                                    121
            merumuskan bahwa sertipikat adalah “Sertipikat adalah surat tanda
            bukti hak untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak
            milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing
            sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan”.
                 Sedangkan pembatalan hak atas tanah adalah “pembatalan
            keputusan pemberian suatu hak atas tanah atau sertipikat hak atas tanah
            karena keputusan tersebut mengandung cacat hukum administrasi dalam
            penerbitannya atau untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah
                                              122
            memperoleh kekuatan hukum tetap”.  Berdasarkan pengertian tersebut,
            maka pembatalan sertipikat hak atas tanah dapat dilakukan atas dasar
            cacat hukum administrasi dan melaksanakan putusan pengadilan yang
            telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
                 Perkaban No. 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan
            Penanganan Kasus Pertanahan mengatur penyelesaian kasus pertanahan
            terbagi dua yaitu penyelesaian kasus pertanahan untuk melaksanakan
            putusan pengadilan dan penyelesaian kasus pertanahan di luar pengadilan.

                 Penyelesaian kasus pertanahan untuk melaksanakan putusan
            pengadilan, BPN wajib pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
            memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali terdapat alasan yang sah
            untuk tidak melaksanakannya. Alasan yang sah sebagaimana antara lain:
            terhadap  putusan terdapat putusan lain yang bertentangan; putusan
            sedang diletakkan sita jaminan; terhadap  putusan sedang menjadi
            gugatan dalam perkara lain; dan alasan lain yang diatur dalam peraturan
            perundang-undangan (Pasal 54).
                 Tindakan untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah
            memperoleh kekuatan hukum tetap, dapat berupa pelaksanaan




            121  Mhd.Yamin Lubis & Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, Edisi Revisi, Cetakan
                Kedua, (Bandung: CV.Mandar Maju, 2010), hlm 203.
            122  Pasal 1 ayat (14), Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
                Nasional  Nomor  9 Tahun  1999  Tentang  Tata  Cara  Pemberian Hak  Atas  Tanah
                Negara dan Hak Pengelolaan.

                      BAB IV     Pembatalan Keputusan Penetapan Tanah Terlantar Dan Akibat Hukumnya  93
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115