Page 115 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 115

Disamping empat prasayarat tadi diperlukan juga Pengadilan Land
            Reform dan Badan Otorita Khusus dan terpusat, berifat independen dan
            hanya bertanggungjawab kepada presiden.
                                                   125
                 Sektoralisasi dan tumpang tindih penganturan mengenai persoalan
            agraria telah dikaji oleh Maria Sumardjono dkk, mencatat sedikitnya 12
            UU sektoral di bidang agraria tumpang tindih dan inkonsistensi yang
            berdampak secara normatif maupun empiris. Telaah terhadap berbagai
            peraturan perundang-undangan sektoral disandingkan  dengan UUPA
            menunjukkan karakteristik yang berbeda. UUPA berorientasi populis,
            sedangkan UU sektoral berorientasi prokapital karena untuk eksploitasi
            sumber daya alam diperlukan modal besar. UUPA mewajibkan
            pemeliharaan tanah, untuk menjaga keberlanjutannya, sedangkan
            UU sektoral lebih menitikberatkan pada eksploitasi sumber daya alam
            dengan segala dampaknya yang hingga saat ini dapat dirasakan. Hak-
            hak masyarakat hukum adat terhadap tanah ulayatnya yang diakui oleh
            UUPA, dinafikan oleh undang-undang sektoral. 126
                 Pada dasarnya sudah terang bahwa UUPA merupakan aturan
            hukum yang paling dasar dalam mendorong pemerataan dan distribusi
            struktur kepemilikan hak atas agraria bagi kepentingan seluruh rakyat.
            Kewajibkan negara untuk mengatur pemilikan tanah dan memimpin
            penggunaannya, hingga semua tanah dipergunakan untuk sebesar-besar
            kemakmuran rakyat. UUPA mengatur larangan kepemilikan tanah yang
            melampaui batas; kewajiban bagi setiap orang dan badan hukum yang
            mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian untuk mengerjakan atau
            mengusahakannya secara aktif dengan mencegah cara-cara pemerasan;
            mengatur luas maksimum dan/atau minimum tanah yang boleh dipunyai
            dengan sesuatu hak oleh seseorang atau badan hukum.

                 Dalam  sejarah  Indonesia  penataan  ulang  agraria  berlangsung
            dalam tiga periode yaitu Landreform (1963-1965), Program Pembaruan
            Agraria  Nasional (PPAN) (2007-2014), dan Reforma Agraria  (2017-



            125  Ibid, hlm 188.
            126  Maria S.W. Sumardjono dkk, Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional Bidang
                Pertanahan, (Jakarta: Badan  Pembinaan  Hukum Nasional Departemen Hukum
                dan Hak Asasi Manusia RI,  Jakarta, 2009), hlm 2.
            98  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120