Page 67 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 67

kembali tanah yang dikategorikan sebagai tanah terlantar, hanya sedikit
            sekali tanah terlantar yang dapat dikuasai kembali oleh negara. Sampai
            saat ini Tanah Obyek Reforma Agaria dari tanah terlantar baru 23 ribu
            hektar yang teridentifikasi (± 5% dari target 400 ribu hektar), sehingga
            akan sulit untuk mencapai target.
                                           74
            3.  Prosedur Penertiban Tanah Terlantar
                 Aspek prosedur dalam penertiban tanah terlantar adalah titik
            krusial apabila terdapat gugatan atas penetapan tanah terlantar, dalam
            banyak kasus  gugatan di aspek  prosedur  terdapat tahapan-tahapan
            yang tidak dipatuhi yang mengakibatkan pembatalan dan pencabutan
            surat keputusan penetapan tanah terlantar. Apabila aspek prosedur
            mengandung cacat yuridis dari segi prosedur, maka dari segi substansi
            pengadilan tidak dipertimbangkannya lagi dan dianggap surat keputusan
            penetapan tanah terlantar melanggar asas-asas umum pemerintahan
            yang baik.

                 Prosedur penertiban tanah terlantar berpedoman pada ketentuan
            Pasal 4 sampai dengan Pasal 13 PP No. 11 Tahun 2010, jo Pasal 3 Perkaban
            No. 4 Tahun 2010, yang pada pokoknya membagi 4 (empat) bagian
            tahapan penertiban tanah terlantar sebelum penetapan tanah terlantar
            dikeluarkan, yaitu: (i) Inventarisasi tanah hak atau dasar penguasaan
            atas  tanah  yang  terindikasi  terlantar;  (ii)  Identifikasi  dan penelitian
            tanah terindikasi terlantar, (iii) Peringatan terhadap pemegang hak, (iv)
            Penetapan tanah terlantar.
            a.)  Inventarisasi tanah terindikasi terlantar
                   Prosedur atau tahapan Inventarisasi tanah terlantar dilaksanakan
               oleh  Kepala  Kantor  Wilayah  yang  diperoleh  informasi  dari  hasil
               pemantauan lapangan oleh Kantor Wilayah, Kantor Pertanahan, atau
               dari laporan dinas/instansi lainnya, laporan tertulis dari masyarakat,
               atau pemegang hak. Untuk kelancaran kegiatan inventarisasi,
               pemegang hak telah diberitahukan kewajibannya untuk melaporkan
               penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai dengan keputusan


            74   Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bahan Tayang: Rapat Koordinasi
                Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang
                Perekonomian, 17 Mei 2017.
            50  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72