Page 31 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 31
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
nah satu sama lain. Kebijakan yang dipandu oleh kepala
desa saat itu, Soemotirto, mendapat dukungan dari
segenap rakyatnya. 13
Sejarah lokal sebagaimana yang ditunjukkan oleh
desa Ngandagan ini bermakna penting di dalam bangun-
an sejarah nasional. Kenyataan lokal semacam inilah
(inisiatif kepala desa, masyarakat tani, landreform, dll.)
14
yang sebenarnya mengisi sejarah Indonesia. Dengan
melihat realitas massa-rakyat Indonesia, narasi sejarah
nasional mendapat gambaran yang lebih beragam, menya-
pu berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dan tidak
hanya berkisar pada persoalan politik terlebih
menyangkut elite-nya semata. Di sinilah urgensitas
dilakukannya rekonstruksi terhadap masa lalu sejarah
agraria Ngandagan sejak masa Soemotirto dan peru-
bahan-perubahan yang terjadi sesudahnya. Di dalam
konteks sejarah pembangunan nasional yang sedang
menuju ke arah modern, menarik untuk mengetahui apa
kondisi lokal yang terjadi di desa Ngandagan ini.
13 Gunawan Wiradi, “Land Reform in a Javanese Village: Ngan-
dagan”, AES-RDS. Occational Paper no. 4, 1981, (versi bahasa Inggris
dari ringkasan skripsi 1961).
14 Ngandagan cukup mendapat perhatian dalam studi sejarah. Lihat,
Seminar Sejarah Lokal, Jilid 1-6, (Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Doku-
mentasi Sejarah Nasional (Indonesia), Penerbit Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1983), hlm. 60-65.
10