Page 36 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 36
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
perlihatkan bahwa 65,4% penduduk miskin terdapat di
pedesaan. Antara tahun 1999 dan 2003 terjadi pertam-
bahan jumlah rumah-tangga petani (RTP) sebesar 2,2%
per tahun, yaitu dari 20,8 juta RTP menjadi 25,4 juta RTP.
Namun pertambahan jumlah petani gurem (petani dengan
luas lahan kurang dari 0,5 hektar) untuk kurun waktu
yang sama adalah 2,6% per tahun, dari 10,8 juta RTP
menjadi 13,7 juta RTP. Dalam kata lain yang bertambah
21
adalah petani miskin. Suatu studi dari Smeru (2003)
mengenai kemiskinan di pedesaan yang dikutip oleh
publikasi Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia
menerangkan multi aspek kemiskinan tersebut dengan
menekankan ketidakmampuan memenuhi konsumsi
dasar, tidak aksesnya pada kebutuhan hidup dasar,
rendahnya kualitas SDM, ketidakmampuan untuk kerja
aktif karena cacat fisik atau mental, ketidakberuntungan
sosial, kerentanan terhadap guncangan. Hanya satu
aspek saja yang menunjuk pada tidak ada akses pada
lapangan kerja dan mata pencaharian. 22
Borras mencirikan pandangan mengenai kemiskinan
21 Bayu Krisnamurthi, Revitalisasi Pertanian, Sebuah Konsekuensi
Sejarah dan Tuntutan Masa Depan, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas,
2006), hlm. 10-11.
22 Bayu Krisnamurthi, “Strategi Pengembanan Pembiayaan untuk
Pengurangan Kemiskinan Di Pertanian” dalam Rudi Wibowo, B. Kris-
namurthi, Bustanul Arifin (eds.) Rekonstruksi & Restrukturisasi Eko-
nomi Pertanian. Beberapa Pandangan Kritis Menyongsong Masa Depan.
(Jakarta: PERHEPI, 2004), 83-84.
15