Page 27 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 27

Ahmad Nashih Luthfi  dkk.
            istilah James Scott,  merupakan “state simplification”,
            wujud dimana negara bisa ditunjuk dan dikenali.
                Terdapat berbagai perspektif dalam pelaksanaan
            reforma agraria. Di antaranya adalah reforma agraria
            yang dipandu negara (state led), reforma agraria yang
            dipandu pasar (market led), reforma agraria yang dipan-
            du gerakan tani (peasant led), dan reforma agraria yang
            dikendalikan oleh negara dan masyarakat (state-society
            driven). Berbagai perspektif ini berangkat dari bermacam
                                       8
            asumsi akan aktor atau pelaku.  Berbagai negara di atas
            yang entah itu kemudian berkembang menjadi negara
            sosialis ataupun kapitalis, seakan sepakat bahwa land
            reform adalah suatu keharusan sebagai basis dari pem-
            bangunan negara dan pijakan yang kokoh bagi indus-
            trialisasi.
                Berbagai pemetaan di atas mengajak kita untuk
            memeriksa dimana posisi pelaksanaan reforma agraria
            di Indonesia, yang secara legal ditunjukkan melalui dike-
            luarkannya UUPA 1960. Undang-undang ini menandai
            pencanangan Pola Pembangunan Nasional Semesta
            Berencana oleh rezim Soekarno. Di dalam Perpu no. 56/
            1960 sekaligus dinyatakan penetapan batas maksimum
            dan pelaksanaan land reform. Ini menjadi dasar pem-


            Klatt, W., “Agrarian Issues in Asia”, International Affairs (Royal
            Institute of International Affairs), Vol. 48, No. 3 (Jul., 1972), hlm.
            395-413
                8  Ibid, hlm. 21

            6
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32