Page 43 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 43

Ahmad Nashih Luthfi  dkk.
            pada pendefinisian jenis-jenis hak dan legalisasinya
            sebagai instrumen untuk memastikan terjadinya kese-
            jahteraan berbasis tanah. Hernando de Soto misalnya,
            amat tersohor sebagai penganjur program-program
            pertanahan untuk mengakhiri kemiskinan dunia melalui
            pendaftaran kepemilikan tanah di negara-negara Dunia
            Ketiga. Menurut de Soto, banyak tanah warga miskin
            merupakan dead capital yang tidak banyak memberikan
            manfaat ekonomi, dan bahwa melalui legalisasi tanah
            maka aset itu akan lebih produktif karena akan terinteg-
            rasi dengan sistem ekonomi pasar. 34
                Namun, dalam kenyataannya, penarikan manfaat
            dari suatu sumberdaya bukan hanya bergantung pada
            jenis-jenis hak kepemilikan yang dipunyai. Seperti dite-
            kankan oleh Aliran Institusionalis, terdapat perbedaan
            antara jenis-jenis hak yang dikonstruksikan secara nor-
            matif dengan konstelasi aktual dari relasi-relasi kepe-
                   35
            milikan.  Dan di sinilah isu democratic governance menge-
            muka, yaitu bahwa diperlukan kebijakan yang bukan




                34  Hernando de Soto, The Mystery of Capital: Why Capitalism
            Triumphs in the West and Fails Everywhere Else, Basic Books, 2003
                35  Ellsworth dalam Owen J Lynch and Emily Harwell, Whose
            Resources? Whose Common Good?: Towards a New Paradigm of
            Environmental Justice and the National Interest in Indonesia, Center
            for International Environment Law (CIEL) in collaboration with
            Association for Community and Ecologically-Based Law Reform,
            2002.

            22
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48