Page 61 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 61
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
3
lain. Kebijakan ini dinilai merugikan pemilik tanah.
Semula kedua belah pihak tidak berani membantah
kebijakan ini. Akan tetapi di akhir periode Soemotirto
pihak pemilik tanah menuntutnya. Kasus inilah juga yang
menyebabkan berakhirnya jabatan Soemotirto. Pemilik
tanah dengan berbagai cara melakukan sesuatu agar
pemilik rumah merasa tidak nyaman sehingga dengan
sendirinya memindah kembali rumah yang ditempati.
Kebijakan relokasi ini dilakukan dalam beberapa tahun
dan tidak sekali jadi.
Dalam melakukan perbaikan desa, terutama di
bidang pertanian, dilakukan juga intensifikasi pena-
nanaman. Soemotirto memerintahkan agar setiap rumah
tangga minimal menanam 2 pohon jeruk di pekarangan.
Tanaman pepaya pendek-pendek sudah berbuah, dita-
nam di pekarangan dan di pinggir-pinggir jalan desa.
Kolam ikan hampir ada di setiap rumah dan terkadang
dibesarkan dalam luweng-luweng di pinggir petak sawah.
Pada masanya telah terdapat mesin diesel, penggilingan
padi, peternakan babi, dan pembuatan tempe kedelai
yang bahannya didatangkan dari luar kecamatan. Ia juga
memiliki sepeda motor bermerk dukati hasil dari menjual
gabah sebanyak 3 ton saat itu, memiliki radio transistor
dengan 46 baterai, yang sering didengarkannya secara
ramai-ramai kepada penduduknya. Anak satu-satunya
3 Wawancara dengan Dado Ngandagan, 13 Juni 2010.
40