Page 65 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 65
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
Pada tahun 1958 terdapat tempat yang menjadi pusat
kegiatan kepemudaan, kesenian, dan wisata. Tempat ini
berada di Gunung Pencu yang berlokasi di daerah atas
atau sebelah utara. Di areal ini terdapat sebuah goa.
Soemotirto dan rakyatnya membangun goa yang semula
dianggap sakral ini menjadi goa yang bisa dikunjungi
sebagai tempat wisata. Dari gua buatan inilah, dari
ketinggian dulunya orang Ngandagan bisa melihat desa-
nya. Jalanan menuju gua ini bisa ditempuh dari dua arah.
Rute pertama dari Karang Sembung ke timur melewati
sawah hingga makam perbatasan desa, lalu melewati
jalan setapak menuju utara hingga Gunung Pencu. Rute
ini dulunya biasa ditempuh para pengunjung dari arah
desa Prigelan. Rute kedua ditempuh melalui jalan lurus
dari arah dusun Karangturi. Jalan lurus ini dibangun oleh
Soemotirto yang memang terdapat arah khusus menuju
goa atau pesanggrahan. Goa ini menjadi tujuan wisata
pengunjung dari wilayah Purworejo dan dari luar. Di
kanan-kiri jalan menuju goa, banyak disajikan buah-
buahan seperti pepaya, jeruk dan pisang hasil
pekarangan warga. Juga kendi berisi air minum untuk
melepas dahaga. Seringkali pengunjung tidak perlu
membayar untuk buah-buahan itu karena demikian
banyaknya.
Sebelum dibangun gua ini dikenal sebagai tempat
sakral. Semula ada gua kecil alami, tempat sering digu-
nakan mencari wangsit. Atas perintah Soemotirto gua ini
44