Page 68 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 68
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
adanya perebutan makna simbolik terhadap Gunung
Pencu ini.
Pada tahun 1950-1960-an, desa ini dapat dikatakan
hampir 99% penduduknya berafiliasi dengan Partai Ko-
munis Indonesia. Beberapa orang tua yang masih hidup
saat ini tidak memungkiri kenyataan itu. Pilihan itu
barangkali semata-mata karena lurah mereka, sosok yang
mereka pandang mampu menciptakan kehidupan yang
lebih baik, adalah pengikut aliran PKI. Bahkan ia sendiri
6
adalah pimpinan partai di tingkat desa. Komunisme
sebagai ideologi bisa jadi dinilai tidak penting, atau
bahkan tidak dimengerti oleh mereka. Yang pasti,
beberapa organisasi seperti Lekra, Gerwani, dan Pemu-
da Rakyat, memiliki peranan dalam aktifitas (pem-
bangunan) desa, seperti kesenian, pendidikan, dan
pertanian.
Satu peristiwa yang dinilai penting dan sangat di-
banggakan sehingga masih diingat penduduk desa
Ngandagan adalah kedatangan presiden Soekarno pada
tahun 1947. Tepatnya kapan belum bisa dipastikan, na-
mun sekitar bulan Mei-Juni 1947. Sebagian warga men-
jelaskan bahwa Soekarno datang ke Ngandagan karena
6 Gunawan Wiradi, ibid. hlm, 164. Saat Gunawan Wiradi pada
tahun 1960 meminta ijin penelitian kepada bupati Purworejo, ia malah
ditanya: “mengapa memilih desa itu, itu kan daerah ‘RRT?’”. Secara
umum di kabupaten Purworejo saat itu PNI merupakan partai yang
mendapat suara mayoritas.
47