Page 67 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 67

Ahmad Nashih Luthfi  dkk.
            si sosial dan cita-cita nasionalis, kala itu. Sebagai contoh,
            di depan gua ini ditempatkan patung para tokoh Indone-
            sia, seperti Kartini dan Diponegoro. Juga terdapat 2 batu
            sepanjang 2-3 meter utuh yang ditulisi dengan kalimat-
            kalimat penyemangat. Batu sebelah kiri di baris pertama
            bertuliskan “Kebebasan 17 Agustus 1945”, lantas di
            bawahnya ada gambar tangan yang terbebas dari rantai
            belenggu, dan baris terakhir “Kekuasaan hak negara,
            milik ibu pertiwi”. Sedangkan batu sebelah kanan bertu-
            liskan “Hanya kepada ini” lantas di bawahnya ada
            tangan yang saling bergandengan, “tergantung kese-
            lamatan  negara kita”, dan ditutup dengan kalimat, “Se-
            mangat 17 Agustus 1945”.
                Goa Gunung Pencu mengalami perubahan men-
            dasar sejak Soemotirto lengser. Tempat ini merupakan
            arena dimana Soemotirto mengejawantahkan gagasan
            nasionalis dan kerakyatannya, hingga mengalami peru-
            bahan pasca 1965. Pesanggrahan dan goa itu diidentik-
            kan sebagai tempat komunis. Beberapa tumpukan batu
            dirusak, pesanggrahannya dibiarkan kosong dan hancur
            termakan usia. Beberapa pohon di sekitarnya ditebang.
            Bahkan pengikut Soemotirto meyakini bahwa terdapat
            pohon kelapa yang miring namun ketika ditebang  ma-
            lah roboh ke arah sebaliknya dan mengenai lengan pene-
            bang. Semula tidak ada rakyat yang berani menebang
            pohon itu sebab takut dengan kesaktian Soemotirto. Mes-
            ki bisa saja diragukan, cerita ini lebih memiliki makna


            46
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72