Page 260 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 260
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
Selanjutnya dalam bab ini kami menggambarkan
konteks politik dan ekonomi distribusi tanah di Brazil dan
menggunakan wawancara yang dilakukan terhadap para
aktivis MST untuk mengkerangkakan ketiga faktor yang
paling mempengaruhi pada keberhasilan gerakan. Setelah
mengkerangkakan transformasi dan pengaruh MST, kami
kemudian menjelaskan asal muasal dan lokasi LPM dalam
perdebatan pahit mengenai restitusi dan reformasi tanah
saat kebangkitannya pada tahun 1994 yang mengakhiri
apartheid di Afrika Selatan. Kami menganalisa dua
wawancara dengan pimpinan gerakan yang kritis untuk
membangun dan memposisikan analisa kami.
Dari Para Pemukim Liar Hingga Sem Terra: Kebangkitan
MST di Tahun 90-an
Brazil merupakan salah satu negara yang distribusi
kepemilikan tanahnya paling tidak merata di dunia.
Ketidakmerataan ini merupakan warisan dari kolonisasi
dan masyarakat perkebunan Portugis yang memperkenal-
kan dan menerapkan hierarki sosial rasialis dalam kepe-
milikan tanah dan hubungan perburuhan (Schwartz 1985).
Produksi tebu mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-
tahun awal kolonial, dan pola penguasaan lahan mereflek-
sikan kecenderungan kerajaan Portugis terhadap pengu-
asaan lahan berskala besar. Namun demikian, selain
perkebunan-perkebunan, para petani berlahan sempit
diizinkan berkembang. Di awal 1800-an, para penguasa
lahan sempit melesatkan pertumbuhan penduduk dan
mengakibatkan depresi agrikultur di Brazil. Mereka
menggarap dan menempati wilayah perbatasan bagian
selatan negara. Meskipun para pemilik perkebunan men-
coba menghalangi para imigran baru memperoleh tanah
sendiri sehingga mereka harus menjadi buruh untuk
memperoleh hasil panen (Viotti da Costa 2000), sebuah
pekelas tani tumbuh dan berkembang di bagian selatan
246