Page 262 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 262
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
yang terkonsentrasi di wilayah selatan negara bagian Rio
Grande do Sul, Santa Catarina dan Paraná (Fernandes
1999). Dengan terjadinya restorasi demokrasi di Brazil pada
tahun 1985, tuntutan untuk akses atas tanah mulai merebak
di mana-mana dengan kekuatan yang diperbarui. Tuntutan
ini menjadi bagian dari ‘budaya politik nasional’ sebagian
besar karena pembentukan gerakan sosial baru seperti MST
(Gohn 1997; Novaes 1998). Para aktivis bersama MST
memobilisasi para buruh pedesaan untuk mengokupasi
perkebunan-perkebunan yang tidak produktif, dengan
menggunakan Pasal 186 Undang-Undang Dasar Brazil
sebagai alas hak terhadap properti ‘tidak produktif’ yang
tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat umum
(lihat Branford dan Rocha 2002; Fernandes 1999; Wright
dan Wolford 2003). Selama itu, MST dapat membangun
‘daftar usulan’ yang cerdas (Tilly 1978) meliputi berbagai
pemberian ruang secara simbolis seperti properti bertanah,
bangunan pemerintah, dan jalan-jalan umum.
Di akhir tahun 90-an, kehendak politik untuk
melaksanakan reforma agraria di Brazil semakin meningkat
karena seruan nasional dan internasional terhadap dua
pembunuhan massal yang kejam. Di tahun 1995, sepuluh
pemukim liar tak bertanah dibunuh di Corumbiara,
Rondônia dan hanya setahun kemudian, 19 pemukim liar
tak bertanah dibunuh di jalan raya saat mereka berbaris
menuju ibukota negara bagian Pará. Kedua peristiwa ini –
yang kedua sempat tertangkap rekaman video – menjadi
salah satu sebab meningkatnya keterkenalan kemiskinan
di pedesaan, kekerasan, dan MST (Ondetti 2001; Pereira
2003). Di tahun 1997, presiden Cardoso membuat pemu-
kiman untuk 80.000 keluarga, hampir dua kali lipat dari
pemukiman pada tahun pertama kepresidenannya (Car-
doso 1997). Sejak 1994 hingga 1998 anggaran tahunan
untuk pelaksanaan reforma agraria berlipat lebih dari lima
kali (Seligmann 1998). Luis Inacio ‘Lula’ da Silva, yang
248